Penjelasan BMKG Soal Penyebab Suhu di Lombok Hari Ini Terasa Lebih Dingin

Pada musim kemarau ini, cuaca di NTB termasuk suhu di Lombok akan terasa lebih dingin karena pergerakan angin monsoon Australia

pixabay.com
Pemandangan dari udara lansekap Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur dengan latar belakang Gunung Rinjani yang sebagian tertutup awan, 2 Oktober 2020. Cuaca di NTB di bulan Juli 2022 ini lebih kering setelah masuk musim kemarau dengan suhu yang terasa lebih dingin. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Cuaca di NTB di bulan Juli 2022 ini lebih kering setelah masuk musim kemarau.

Selain itu, suhu di Lombok terasa lebih dingin dari biasanya.

Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG yang dilansir laman bmkg.go.id, suhu udara di Lombok Selasa 26 Juli 2022 berkisar antara 22-33 derajat Celcius.

Meskipun cuaca didominasi berawan pada siang hari hingga cerah berawan pada malam hari dan dini hari.

Baca juga: Suhu 18.3 Derajat Celcius Jumat Pagi, Jadi Suhu Terdingin NTB Sepanjang 2022

Pada Senin 25 Juli 2022, suhu di Lombok yang terasa dingin meskipun cuaca cerah.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Aprilia Mustika Dewi menjelaskan, wilayah NTB sebagian besarnya sudah memasuki musim kemarau.

Pada musim kemarau ini, cuaca di NTB akan terasa dengan suhu lebih dingin.

Aprilia pada Jumat (8/7/2022) lalu menerangkan, pengaruh cuaca di NTB ini dari angin monsoon Australia yang membawa massa udara kering dan bersifat dingin.

Adapun angin monsoon Australia tersebut bergerak dari Australia menuju Asia melewati Indonesia khususnya NTB.

Saat musim kemarau kelembaban udara relatif rendah.

Tutupan awan juga sedikit sehingga mempengaruhi suhu saat malam hingga menjelang pagi.

Kemudian pada siang harinya, matahari terasa terik dan menyengat karena sedikit tutupan awan.

Pada saat itu gelombang pendek yang terpancar dari matahari akan terserap sempurna oleh permukaan bumi.

Baca juga: Warga Kota Bima Keluhkan Cuaca Dingin, Suhu Bisa Mencapai 14 Derajat Celcius

Kemudian saat malam hari yang cerah dan tidak terdapat tutupan awan, gelombang panjang akan terpancarkan seluruhnya ke angkasa tanpa adanya pantulan kembali oleh awan.

"Sehingga suhu akan terasa dingin dari biasanya," katanya.

(TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved