Shinzo Abe Meninggal dalam Usia 67 Tahun, Menjabat PM Jepang Terlama

Pejabat Partai Demokrat Liberal Jepang (LDP) mengatakan, Shinzo Abe meninggal di sebuah rumah sakit di Kota Kashihara, Prefektur Nara.

Editor: Dion DB Putra
@twitter.com/@Defense785
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. Abe meninggal dalam usia 67 tahun, Jumat (8/7/2022). 

TRIBUNLOMBOK.COM, TOKYO - Pendaraan dan luka serius akibat tembakan membuat nyawa Mantan PM Jepang Shinzo Abe tak tertolong.

Shinzo Abe akhirnya meninggal dunia dalam usia 67 tahun, Jumat (8/7/2022).

Sinzho Abe ditembak mantan anggota militer Jepang, Tetsuya Yamagami (41) sekira pukul 11.30 waktu setempat saat dia sedang berpidato di dekat Stasiun Yamato-Saidaiji di Kota Nara.

Baca juga: Penembakan Massal di Texas: Amerika Tempat Paling Berbahaya di Dunia dan Bunuh Dirinya Sendiri

Baca juga: Hasil Malaysia Open: Indonesia, China, Jepang, Thailand dan Denmark Berbagi Gelar

Pejabat Partai Demokrat Liberal Jepang (LDP) mengatakan, Shinzo Abe meninggal di sebuah rumah sakit di Kota Kashihara, Prefektur Nara.

Menurut petugas Dinas Pemadam Kebakaran Jepang, Mantan PM Jepang Shinzo Abe mengalami luka dan pendarahan di sisi kanan lehernya, pendarahan subkutan di dada kirinya, dan dalam keadaan cardiopulmonary arrest (henti jantung).

Polisi setempat sudah menangkap Tetsuya Yamagami. Menurut pejabat Kementerian Pertahanan Jepang, tersangka telah bekerja untuk Pasukan Bela Diri Maritim selama tiga tahun hingga tahun 2005.

"Dia (pelaku) tidak puas dengan Mantan Perdana Menteri Abe dan bertujuan untuk membunuhnya," kata polisi.

PM Jepang terlama

Shinzo Abe merupakan perdana menteri terlama di Jepang.

Semasa menjabat, profil Shinzo Abe terkenal sebagai PM Jepang yang memperjuangkan , Tetsuya Yamagami yang ambisius dan menjalin hubungan diplomatik utama sambil mengatasi sejumlah skandal.

Shinzo Abe berusia 52 tahun saat kali pertama menjadi perdana menteri pada 2006, dan menjadi orang termuda yang menduduki jabatan itu di era pasca-perang dunia.

Dia dipandang sebagai simbol perubahan dan pemuda, tetapi juga membawa unsur politisi generasi ketiga yang dipersiapkan sejak lahir oleh keluarga elite dan konservatif.

Dikutip dari kantor berita AFP, masa jabatan pertama Shinzo Abe penuh gejolak, terganggu skandal dan perselisihan, serta terhambat oleh pengunduran diri yang mendadak.

Setelah awalnya mengisyaratkan mundur karena alasan politik, Shinzo Abe mengakui bahwa dia menderita penyakit yang kemudian didiagnosis sebagai kolitis ulserativa atau radang usus.

Radang usus itu memerlukan pengobatan berbulan-bulan, tetapi kata Abe, akhirnya dapat diatasi dengan bantuan pengobatan baru. Dia pun mencalonkan diri lagi dan kembali terpilih sebagai perdana menteri Jepang pada 2012.

Kembali terpilihnya Shinzo Abe mengakhiri periode bergejolak di Jepang, yang mengalami pergantian perdana menteri sangat cepat kadang-kadang satu kali setahun.

Dengan Jepang yang masih tertatih akibat dampak tsunami 2011 dan bencana nuklir berikutnya di Fukushima, Shinzo Abe menawarkan bantuan untuk menyelamatkan perekonomian Jepang, yang ia namai Abenomics.

Abenomics adalah skema untuk menghidupkan kembali ekonomi Jepang, negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, tetapi lebih dari 20 tahun mengalami stagnasi.

Caranya adalah melibatkan pengeluaran pemerintah yang besar, pelonggaran moneter besar-besaran, dan pemotongan birokrasi.

Shinzo Abe juga berusaha meningkatkan angka kelahiran yang lesu di Jepang dengan membuat tempat kerja lebih ramah bagi para orangtua, terutama ibu.

Dia mendorong kenaikan pajak konsumsi yang kontroversial untuk membantu membiayai persalinan, dan merapatkan kesenjangan dalam sistem jaminan sosial Jepang.

Meskipun ada beberapa kemajuan dengan reformasinya, masalah struktural ekonomi yang lebih besar tetap ada.

Masa jabaran Shinzo Abe sebagai PM Jepang berakhir pada Agustus 2020. Dalam pengumuman yang mengejutkan, ia mengundurkan diri karena kambuhnya radang usus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Profil Shinzo Abe, Pemegang Rekor PM Jepang Terlama

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved