Berita Bima
Harga Sembako di Kota Bima Merangkak Naik, Pedagang Kuliner Resah
Komoditi yang paling menonjol naik adalah cabai rawit yang mencapai Rp80 ribu per kilogram
Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
Untuk menyiasati kebutuhan di rumah, Tika membeli cabai dengan harga ecer.
"Saya ndak beli kiloan. Saya beli saja 10 ribu, tapi ya itu jumlahnya sekitar 15 biji," tandasnya.
Sementara itu, Natsir seorang penjual cabai dan tomat mengaku, pasokan cabai dari Pulau Lombok semakin sedikit.
Pasalnya, kini petani-petani di Lombok sedang memprioritaskan pengiriman cabai ke Batam.
"Katanya di sana permintaan lebih banyak dan harga bagus. Jadi kami yang di Bima, cuman dapat sedikit," aku Natsir.

Dalam satu pekan ini saja lanjutnya, dari lima kali pemesanan yang dilakukan, hanya dua kali yang bisa dipenuhi.
"Selebihnya, saya nggak dapat karena udah keduluan yang lain," ungkapnya.
Kondisi harga-harga naik ini, juga membawa keresahan pada pengusaha kuliner.
Seperti Sofiyan, penjual bakso di Kota Bima yang mulai kebingungan menyiasati dagangan.
"Masalahnya, bahan pokok naik tapi kami yang jual makanan ini sulit ikut naikan harga, mengikuti pasar," ungkap Sofiyan.
Menurutnya, pembeli tidak akan mengerti jika harga dinaikan secara tiba-tiba.
Sehingga yang bisa dilakukan, dengan menyiasati porsi dan komposisi bahan dasar bakso.
Apalagi lanjutnya, ia menjual bakso dengan varian rasa pedas.
Sehingga kebutuhan akan cabai rawit, sangat tinggi.
Kebutuhan lain yang membuatnya resah, keberadaan telur puyuh di Bima yang langka.