Investasi NTB Capai Rp 2 Triliun pada Kuartal 1/2022: Didominasi Sektor Tambang, Disusul Mandalika
Realisasi investasi dari PMA tertinggi pada sektor Sumber Daya Mineral (SDM) senilai Rp 1,4 triliun
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Nilai investasi atau Penanaman Modal Asing (PMA) di NTB naik signifikan pada kuartal I/2022 menjadi Rp 2 triliun.
Jika dibandingkan pada periode yang sama atau kuartal I/2021 lalu nilai investasinya hanya Rp 659 miliar.
Nilai PMA di NTB pada kuartal I/2022 seimbang dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang realisasinya Rp 2,18 triliun.
Baca juga: Rinjani 100 di Gelar, Race Director Tegaskan Tak ada Penutupan Pendakian
Nilai PMDN tersebut turun dibandingkan dengan kuartal I/2021 yang realisasi PMDN nya Rp2,68 triliun.
Secara keseluruhan, realisasi investasi NTB pada kuartal I/2022 Rp 4,18 triliun atau 22,6 persen dari target yang ditetapkan oleh BKPM di NTB.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Mohammad Rum menjelaskan realisasi investasi dari PMA tertinggi pada sektor Sumber Daya Mineral (SDM) senilai Rp 1,4 triliun.
Selanjutnya, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Rp 536 miliar, dan sektor telekomunikasi dan transaksi elektronik Rp 45 miliar ungkapnya.
"PMA pada kuartal I/2022 sudah mulai seimbang dengan PMDN, investasi luar negeri mulai masuk pada 2022 seiring dengan dibukanya penerbangan internasional dan mulai melandainya kasus Covid-19,” jelas Rum, Minggu (5/6/2022).
Sektor tambang didominasi PT AMNT di Sumbawa Barat, proyek smelter, dan eksplorasi tambang PT Sumbawa Timur Mining.
Investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada kuartal I/2022 juga dominan setelah tambang dengan adanya proyek Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, termasuk pembangunan fasilitas pariwisata di Lombok Barat dan Lombok Utara.
Penanaman modal asing di NTB paling besar berasal dari perusahaan konsorsium atau gabungan negara 34,8 persen dari keseluruhan PMA.
Kemudian Swedia, Cook Island, Malaysia, Amerika Serikat termasuk dalam penyumbang modal besar.
"Investasi dari Swedia berpotensi bertambah pada 2022 dengan masuknya investor ke Kawasan Sekaroh, Lombok Timur untuk pengembangan ekowisata," imbuhnya.
Sementara itu, realisasi PMDN pada kuartal I/2022 masih didominasi di sektor pertambangan.
Dengan sektor pertambangan senilai Rp 1,05 triliun kemudian pariwisata dan ekonomi kreatif Rp 604 miliar, dan perindustrian Rp 148 miliar.
"Investasi di sektor industri juga mulai tumbuh sesuai dengan target kami untuk menghidupkan industrialisasi di NTB," urainya.
Baca juga: DPRD KSB Minta Pemerintah Upayakan AMNT Pakai Pasir Lokal di Proyek Smelter
Jika dilihat realisasi investasi per kabupaten/kota, realisasi investasi pada kuartal I/2022 tertinggi di Kabupaten Sumbawa Barat senilai Rp2,28 triliun.
Selanjutnya kabupaten Lombok Tengah Rp 656 miliar, Lombok Utara Rp 323 miliar, Dompu Rp 303 miliar, Lombok Barat Rp 240 miliar, kota Mataram Rp 196,5 miliar, Sumbawa Rp 70,13 miliar, Lombok Timur Rp 69,39 miliar, Bima Rp 30,4 miliar dan kota Bima Rp 11,9 miliar.
(*)