Berita Bima

Bulog Bima Serap Jagung, Petani : Percuma Kami Tetap Rugi

Sayangnya pola ini dirasa tidak berdampak pada perbaikan harga, karena permainan tengkulak petani merasa tetap rugi. 

Penulis: Atina | Editor: Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Jagung di Bima, yang kini masih terus dipanen oleh petani. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Bulog Cabang Bima mulai menyerap jagung petani di Bima dan Dompu.

Sayangnya pola ini dirasa tidak berdampak pada perbaikan harga, karena permainan tengkulak petani merasa tetap rugi. 

Kepala Bulog Cabang Bima, Wilya Fatayani mengatakan, penyerapan jagung yang ditargetkan sebanyak 2.000 ton. 

Baca juga: Kapal Mati Mesin, Tim SAR Mataram Selamatkan Puluhan Wisatawan Asing di Selat Lombok

Baca juga: Kabur ke Kalimantan, Maling di Kota Bima Diciduk Polisi saat Asik Nonton Televisi

"Dari target tersebut, ada yang sudah dikirim ke Jawa Timur yaitu 200 ton," ungkapnya. 

Wilya mengaku, Bulog Bima membeli jagung petani dengan harga Rp 4.400 per kilogram.

Harga tersebut jelasnya, harus sesuai dengan standar yang ditetapkan. 

"Harga 4.400 rupiah itu, harus dengan kadar air 15 persen, kemasan 70 kilogram dan tentunya sudah bersih," jelasnya. 

Saat ini kata Wilya, Bulog masih terus melakukan penyerapan.

Tapi lebih difokuskan penyerapan di Kabupaten Dompu. 

"Di Dompu kita sudah ada MoU penyerapan dengan Dinas Pertanian," akunya.

Ditemui terpisah, Syarifuddin petani asal Lingkungan Busu Kelurahan Ntobo Kecamatan Raba mengaku, penyerapan jagung oleh Bulog tidak berdampak apapun. 

"Kita tahu Bulog ada serap jagung, tapi tetap saja tidak sesuai," kata Syarifuddin. 

Ia mengungkap, Bulog tidak melakukan pembelian secara langsung ke tingkat petani. 

Harga Rp 4.400 yang ditetapkan tersebut, diterima di gudang Bulog. 

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved