Asesor UNESCO Turun Cek dan Evaluasi Status Global Geopark Rinjani

Dua orang asesor dari UNESCO, Henning Zellmer dan Oliver Gulas Woehri datang ke Lombok mengevaluasi Geopark Rinjani pada 29 Mei – 1 Juni 2022.

Editor: Sirtupillaili
Dok.Geopark Rinjani
Dua tim asesor dari UNESCO melakukan peninjauan lapangan di kawasan Gunung Rinjani, beberapa waktu lalu. 

Tapi berkat dukungan pemerintah daerah dan seluruh stakeholder, empat rekomendasi itu bisa dijalkan dengan optimal.

Bahkan muncul inovasi di tengah pandemi.

“Tantangan pertama ketika gempa, berbagai fasilitas yang sudah dibangun pemerintah rusak parah. Termasuk berbagai signboard Geopark Rinjani,’’ kata Farid memberikan contoh.

Begitu juga ketika pandemi Covid-19 berbagai pembatasan dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.

Kegiatan-kegiatan tertunda, bukan semata dana dipakai untuk mengatasi pandemi, tapi juga pergerakan orang terbatas.

“Muncul inovasi menyelenggarakan kegiatan secara online yaitu Geotourism Festival pada tahun 2020, dan pada 2021 diselenggarakan lagi secara hybrid. Ini adalah kegiatan pertama di Indonesia,’’ kata Farid.

Untuk rekomendasi pertama, selama empat tahun Badan Pengelola Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark sudah menjalin 20 kerja sama.

Institusi mitra itu dari UNESCO Global Geopark yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.

Organisasi kepariwisataan,  organisasi profesi, perguruan tinggi, NGO, dan komunitas-komunitas lokal.

Bukan semata kerja sama, beberapa kegiatan juga sudah dilaksanakan bersama mitra-mitra itu.

Untuk rekomendasi kedua, visibilitas ditekankan oleh UNESCO untuk mengenalkan kawasan Geopark Rinjani.

Beberapa fasilitas yang dibangun sebelum gempa rusak parah.

Karena itulah, proses perbaikan sarana prasarana penunjang visibilitas itu dilakukan secara bertahap.

“Tapi sebagian sudah diperbaiki dan secara umum visibilitas Geopark Rinjani sudah bagus. Asesor memberikan masukan positif untuk beberapa lokasi perlu ditambahkan lagi," katanya.

"Misalnya di Aik Berik sudah bagus papan informasi dan interpretasi, nah ke depannya perlu ditambahkan lagi informasi ekosistem yang ada di kawasan itu,’’ lanjut Farid.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved