Berita Lombok Timur
Dianawati, Gadis Cantik Dibalik Berkembangnya Usaha Nira di Lombok Timur
Diana ini mengatakan, gula batu yang berbahan dasar Nira ini mengalami kenaikan hanya pada saat bulan puasa dan hari-hari besar lainnya.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Berawal dari keprihatinannya terhadap petani Nira, khususnya di Desa Pringga Jurang Utara, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, Dianawati (23) mencoba mengembangkan produk-produk dari bahan air Nira.
Petani Nira di Desa Pringga Jurang Utara memang cukup banyak.
Air nira ini nanti akan diolah sebagai beberapa produk, mayoritasnya yaitu adalah gula aren batu.
Baca juga: Ketak Nusantara Wakili NTB di Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022
Baca juga: Siap-siap, PBSI NTB bersama Polda NTB Akan Gelar Kejurprov Bulu Tangkis
Saat di mintai keterangan TribunLombok.com Sabtu (28/5/2022), wanita cantik yang akrab di dapa Diana ini mengatakan, gula batu yang berbahan dasar Nira ini mengalami kenaikan hanya pada saat bulan puasa dan hari-hari besar lainnya.
Hal ini dikarenakan banyak yang membeli untuk olahan kuliner.
Namun, usai ramadhan harganya sangat rendah tidak sesuai dengan lelahnya petani untuk mendapatkan air tersebut.
"Bahkan gula petani kita sampai rusak dan jamuran karena tidak ada yang membelinya," curhatnya.
Melihat potensi petani Nira di Desa Pesanggrahan yang sangat luar biasa, membuat diana berinisiatif mengembangkan nira ini menjadi beberapa produk olahan yang berbentuk kemasan, sehingga petani bisa menjual hasil olahan ini ke pasar-pasar modern, seperti super market dan lain-lain.
Adapun produk yang telah ia buat beraneka ragam, darimulai gula semut, gula aren cair, aren kopi, hingga dengan tuak manis instan yang di produksi dalam bentuk bubuk.
Selain itu untuk mengorganisir para petani, kata Diana, ia membentuk kelompok UMKM, yakni Kelompok Usaha Bersama (KUBE) "Dian Falma Arenaren" dan KWT Keselet Karya.
Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam memasarkan produk-produknya.
"Sekarang air Nira itu sudah kita kembangkan menjadi beberapa produk unggulan seperti gula semut, tuak instan dan beberapa produk lainnya," ucapnya.
Dengan inovasi seperti ini, tentu akan membuat harga dari air nira ini tetap stabil, sehingga para petani tidak mengalami kerugian lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Karena kalau kita olah dan menjadi sebuah produk tentu akan awet, seperti gula semut atau tuak instan akan bertahan sampai dua tahunan, sehingga ini akan meminimalisir kerugian petani,"terangnya.
Diana mengaku, dimana saat ini produk-produk hasil olahan air nira ini sudah merambah ke pulau Jawa seperti Malang, Yogyakarta, bahkan sampai ke Kalimantan.
Dan untuk pasar lokal produk ini sudah masuk di beberapa ritel modern.
"Produk kita sudah ada di beberapa supermaket di NTB seperti di NTB Mall, Ruby Terara, Sasaku dan lain sebagainya," terangnya.
Kedepan, ia berharap adanya dukungan dari Pemerintah Kebupaten Lombok Timur, baik untuk promosi dan sebagainya. karena menurutnya, hal ini juga untuk membantu masyarakat khususnya para petani Nira untuk meningkatkan taraf hidup mereka kedepannya.
"Dulu kita hanya mendapatkan bantuan dari pemerintah Provinsi kalau Pemerintah Daerah belum ada, mudah-mudahan kedepannya ada perhatian," pungkasnya.
(*)