Tambak di Bima dan Dompu Diterjang Banjir Rob, Petani Merugi Belasan Juta
Siklus tahunan banjir rob, kembali menerjang tambak milik petani warga di Desa Sanolo Kabupaten Bima NTB.
Penulis: Atina | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Petani tambak di Kabupaten Bima, lagi-lagi harus menelan pil pahit akibat siklus alam.
Siklus tahunan banjir rob, kembali menerjang tambak milik petani warga di Desa Sanolo, Kabupaten Bima NTB.
Rob mulai memasuki kawasan tambak warga, pada Senin lalu.
Ketinggian air semakin bertambah setiap harinya, hingga pada Kamis (19/5/2022) sekira pukul 10.00 WITA.
Baca juga: Jalan Ambles di Dodu Kota Bima, Ancam Nyawa Pengendara
Seorang petani tambak, Imran mengaku memiliki 1,6 hektar tambak yang digunakan untuk budidaya bandeng dan garam.
Setiap rob datang, dirinya harus menanggung kerugian puluhan juta karena bibit dan juga induk bandeng habis terbawa luapan rob.
"Banjir rob yang kemarin, kalau ga salah Desember atau Januari ini saya rugi 50 juta," ungkapnya.
Untuk rob kali ini, jumlah kerugian tidak terlalu besar karena isi tambak sisa dari banjir rob sebelumnya.
Baca juga: Pantai Lawata Bima Kembali Dibuka untuk Pemandian, Sempat Tutup Tiga Pekan karena Pencemaran
"Rugi ya tetap rugi, tapi tidak sebesar yang kemarin," tambahnya.
Di sekitar Desa Sanolo beber Imran, ada 400 hektare tambak yang diisi bandeng dan juga garam.
Sekitar 5 hektare di antaranya, habis meluap diterjang banjir rob.
Selama ini tidak ada yang bisa dilakukan petani tambak, selain menambah tinggi pematang tambak untuk mengurangi kerugian.
Bagi petani yang bermodal besar, membeli dan memasang jaring agar ikan tidak ikut keluar dari tambak ketika diterjang Rob.
"Tapi terkadang itu tidak efektif juga, karena pematang tambak jebol dan jaring yang dipasang keseret arus," tandasnya.
Upaya penanggulangan dari pemerintah pun menurut Imran, sejauh ini belum ada.
Masih sebatas pemberian bantuan, ketika petani sudah alami kerugian dan dimuat media massa.
Kondisi tambak di Kabupaten Dompu, tak kalah memilukan.
Ribuan hektare tambak ikan bandeng dan udang siap panen, ludes tersapu banjir rob pada Rabu (18/5/2022) sekira pukul 11.00 WITA.
Muhnan, seorang pemilik tambak di Desa Mumbu Kecamatan Woja menyampaikan, ketinggian rob kali ini melebihi dari biasanya.
"Mungkin puncaknya kemarin, karena sebelumnya tidak sampai melebihi pematang sawah," ungkapnya, saat dihubungi via ponsel pada Kamis (19/5/2022).
Muhnan mengungkapkan, selama beberapa tahun terakhir baru kali ini banjir rob terjadi dengan debit air cukup tinggi.
"Ketinggian air sampai satu meter, tumben tahun ini," ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, Muhnan mengestimasi kerugian yang dialaminya mencapai belasan juta rupiah.
Menurut dia, untuk satu petak tambak pembudidaya bisa menerima hasil panen Rp 12 juta.
"Tambak saya isinya udang vaname dan bandeng. Rencananya dipanen setelah selesai air pasang. Satu petak tambak, saya bisa panen 12 juta," ungkap Muhnan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Dompu Amiruddin dikonfirmasi via telepon, membenarkan adanya banjir rob yang merendam ribuan tambak warga itu.
Menurut dia, ini merupakan siklus tahunan yang terjadi satu kali dalam 4 tahun.
Baca juga: Gelapnya Taman Amahami Bima, Pengunjung Jatuh hingga Dijadikan Tempat Mojok Sejoli
"Biasanya empat tahun sekali itu pasang di luar tinggi rata-rata. Tambak saya saja yang selama ini tidak pernah terendam banjir, mulai kemarin meluap semua air di pematangnya," aku Amiruddin.
Amiruddin menyebutkan, dari luas 2.100 hektar tambak aktif di Kabupaten Dompu, lebih dari 70 persen terdampak banjir rob pagi tadi.
Tambak tersebut berada di Kecamatan Woja, Kecamatan Dompu dan Kecamatan Pajo.
"Tambak di sepanjang pesisir Teluk Cempi itu semuanya terdampak. Sekarang kita identifikasi dulu dampaknya, paling nanti kita hanya bisa mengusulkan untuk rehabilitasi tambak rakyat yang terdampak," pungkasnya.
(*)