Wawancara Khusus

Wagub Sitti Rohmi Bersyukur di Tengah Pandemi NTB Bisa Mencapai 100 Persen Posyandu Keluarga

Kita melihat bahwa Posyandu adalah suatu kegiatan yang sudah sejak sangat lama ya itu berbasis dusun, berbasis lingkungan.

Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Dion DB Putra

Bagaimana agar apa yang kita inginkan di provinsi dimengerti kemudian kita bisa berjalan bersama. Artinya mindset kita sama sehingga kita bisa bergotong royong menyukseskan Posyandu bisa menjadi pusat edukasi.

Tujuannya adalah angka stunting turun, kematian bayi menurun, gizi buruk, kematian ibu hamil menurun, perkawinan anak, masalah lingkungan, masalah kebencanaan, putus sekolah, drop out, literasi, banyak sekali.

Nah, kalau sudah nyambung biasanya pemerintah daerah kabupaten/kota pasti akan memiliki inisiatif yang besar untuk menyukseskan program ini.

Karena mereka paham bahwa ini juga goal (tujuan) mereka. Jadi goal kita sama-sama, begitu juga dengan desa.

Nah, beruntungnya desa sekarang juga targetnya SDGs (Sustainable Development Goals) atau pembangunan berkelanjutan.

SDGs itu tidak jauh-jauh juga dari masalah kesehatan gitu. Jadi, pemerintah provinsi target SDGs, kabupaten/kota target SDGs, desa target SDGs.

Kolaborasi sinergi ini menjadi satu yang wajib dan kita sadari bersama gitu. Alhamdulillah, step by step 10 kabupaten/kota nyambung. Dengan nyambungnya tentunya kami sowan, kami datang ya.

Kalau bicara revitalisasi Posyandu tidak hanya Dinas Kesehatan saja yang bekerja.

Memang paling utama itu Dinas Kesehatan dan DPMPD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) karena Posyandu, kelembagaannya DPMPD yang urus. Tetapi kontennya adalah Dinas Kesehatan.

Tetapi di situ intervensi Dinas Pendidikan ada, DP3AP2KB ada, ketahanan pangan juga bisa intervensi di situ, BPBD juga, LHK juga semua bisa intervensi. Tergantung dari topik yang akan diedukasi ke masyarakat.

Alhamdulillah, perkembangannya luar biasa terutama di tahun 2021 di situ 100 persen. Sebanyak 7.600 lebih Posyandu yang ada di NTB itu sudah menjadi Posyandu keluarga.

Memang satu per satu dia, jadi ada awalnya seperti ada di Dompu itu melesat di awal ya kan tapi stag di angka 80 sekian persen. Kemudian eh malah disalip sama Lombok Timur (Lotim). Lotim langsung 100 persen ini kemudian yang lain nyalip-nyalip gitu.

Jadi satu per satu kabupaten/kota bersama-sama bersemangat ya untuk bagaimana ini Posyandunya semua menjadi Posyandu keluarga.

Karena mereka paham ini jalan mereka untuk bisa mengedukasi masyarakat lewat dusun, salah satu ikhtiar ya selain sekolah tentunya ya dan lembaga-lembaga yang lain.

Ibu Rohmi tentu punya pengalaman yang berkesan saat menggerakkan dan merajut kebersamaan demi menyukseskan program Revitalisasi Posyandu di NTB.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved