Kebakaran Kilang Minyak di Balikpapan, Ledakan Terdengar 2 KM Lalu Muncul Asap Tebal, Korban 5 Orang

Suara keras itu bahkan terdengar sampai ke warga yang berada sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian.

Editor: Irsan Yamananda
Tribun Kaltim/Miftach Aulia
Kilang pengolahan minyak PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan terbakar, Jumat (4/3/2022). 

Di sampingnya terdapat beberapa perempuan dan laki-laki lain, yang sibuk mengais sisa padi yang tidak ikut terbakar.

Puluhan ton padi yang baru saja dipanen dan belum sempat dijual karena harga yang anjlok, kini hangus tidak tersisa.

Begitu pun dengan bibit bawang bernilai ratusan juta, yang seharusnya ditanam setelah lebaran ini, kini ludes menjadi abu.

Beberapa korban ditemui, untuk mendengarkan bagaimana mereka mengetahui musibah yang menimpa pertama kali.

Rasmani, satu di antara korban yang dengan penuh kepasrahan meminta belas kasihan pemerintah mengulurkan bantuan padanya.

Ia pun bercerita kepada TribunLombok.com, bagaimana pertama kali mendapatkan kabar yang mengejutkan tersebut.

Kriiiiiing... Kriiiiiing... Kriiiiiing, suara dering telepon seluler yang dimiliki Rasmani, pada Sabtu (30/4/2022) sore.

Tim inafis Polres Bima melakukan olah TKP kebakaran di Desa Renda, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.
Tim inafis Polres Bima melakukan olah TKP kebakaran di Desa Renda, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima. (TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA)

Saat itu Rasmani sedang berada di Kabupaten Sumbawa, menyiapkan lahan sawahnya untuk ditanami bawang usai Idul Fitri.

"Ternyata itu telepon tetangga saya, yang ngasitau rumah saya terbakar," ungkap Rasmani dengan suara bergetar, menahan pedih.

Sesaat Rasmani memiliki harapan dan langsung menghubungi anaknya, agar segera melihat rumah dan menyelamatkan isi rumah.

Sayangnya ungkap Rasmani, rumah anaknya tersebut cukup jauh dari rumahnya dan api yang berkobar begitu besar sehingga tidak ada barang yang bisa diselamatkan.

"Hanya satu sepeda motor yang berhasil dikeluarkan, itu pun anak saya hampir kena api," ceritanya menggunakan bahasa Bima.

Dengan penuh rasa kalut dan lemah, Rasmani meninggal Kabupaten Sumbawa dan pulang ke Desa Renda.

Serasa tidak bertulang, Rasmani akhirnya jatuh karena tidak sanggup melihat dua rumahnya hangus rata dengan tanah.

Baca juga: Jamaah Ahlul Sunnah Waljamaah di Kota Bima Gelar Salat Idul Fitri 1443 H Lebih Awal

"Dua rumah saya, semuanya rata dengan tanah," ujarnya dengan bulir air mata menetes perlahan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved