MXGP Samota 2022
Gubernur NTB: Tantangan Utama MXGP Samota Bukan di Sirkuitnya, tapi Infrastruktur Pulau Sumbawa
SoPembangunan sirkuit di MXGP Samota diklaim oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah lebih mudah bila dibandingkan dengan MotoGP Mandalika
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemerintah daerah saat ini tengah mempersiapkan penyelenggaraan event Motocross Grand Prix (MXGP) Samota yang kian dekat.
Pembangunan sirkuit di MXGP Samota diklaim oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah lebih mudah bila dibandingkan dengan MotoGP Mandalika.
Sebab, balapan motor akan langsung dilakukan di atas tanah.
Baca juga: Menyoal Proyek Pembangunan Kereta Gantung Rinjani, Gubernur NTB: Prinsipnya Tidak Merusak Lingkungan
Baca juga: Tak Ingin Ada Kesan Mataram Sentris, Zulkieflimansyah Minta Pasar Tani Digelar di Seluruh NTB
“MotoGP kan diaspal kalo ini masukkan alat berat tinggal di gunduk-gunduk terus jadi,” kata Zulkieflimansyah saat menghadiri peresmian gelar pasar tani, Mataram, 26 April 2022.
Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah justru bukanlah pembangunan sirkuit.
Tantangan yang dihadapi oleh Pemprov justru pada pembangunan kembali infrastruktur di Pulau Sumbawa.
“Karena gak gampang bikin event Internasional di Sumbawa, itu tantangannya,” ujarnya.
Beda halnya jika penyelenggaraannya di pulau Lombok, kata Zulkieflimansyah akan lebih mudah dengan Bandara dan jalannya yang telah tertata.
Namun, politikus PKS ini pun menyadari jika NTB bukan hanya Pulau Lombok.
Penyebaran pembangunan sosial ekonomi antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dinilai harus berjalan beriringan.
“Kalau sosial ekonomi terlalu kencang Lomboknya kemudian yang lain ketinggalan maka dampak sosial ekonominya nanti seperti api dalam sekam,” jelasnya.
Oleh karena itu, selagi alam di Pulau Sumbawa mendukung dan promotor pun menginginkan penyelenggaraan event MXGP maka Pemprov bertugas untuk memfasilitasi.
“Mudah-mudahan lancar,” pungkasnya.
(*)