Perilaku Konsumen Berubah saat Ramadhan, Pengusaha Dituntut Adaptasi
Pandemi Covid-19 dan tradisi selama puasa Ramadhan membuat perilaku konsumen berubah. Kondisi ini membuat para pengusaha harus bisa beradaptasi.
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Pandemi Covid-19 dan tradisi selama puasa Ramadhan membuat perilaku konsumen berubah.
Kondisi ini membuat para pengusaha harus bisa beradaptasi.
Pendiri Lombok Womanprenuere Club (LWC) Indah Purwanti Ningsih menjabarkan, empat perubahan perilaku warga saat buka bersama.
Food Gathering
Indah mengatakan, tema Food Gathering saat ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya.
“Mereka memang bukber, tetapi mereka membawa Potluck (Bakul Makanan) dan berkumpul di satu tempat, entah itu di rumah kerabatnya atau sahabatnya,” ucapnya.
Dalam artian, masyarakat yang ingin Food Gatherin akan melakukan patungan berupa makanan dan menyantapnya bersama.
Baca juga: Ekonomi NTB Terlalu Bergantung pada Pertambangan, Saatnya Genjot Ekspor Non Tambang
Baca juga: Jadwal Buka Puasa dan Salat Maghrib NTB Sabtu 23 April 2022/ 21 Ramadhan 1443 H: Bima Hingga Dompu
MakBukber (Masak Buka Bersama)
Indah tidak menampik keunikan masyarakat di zaman endemi ini.
Masyarakat tidak hanya menunggu makanan yang hidangkan, tapi juga langsung memasak sendiri.
“Masyarakat akan berkumpul dan memulai acara dari pukul 4 sore, dan itu sudah mulai masak-masak, hingga akhirnya, akan berbuka bersama,” ucapnya.
Bukber in Hotel (All You Can Eat)
Bukber di hotel memiliki sebuah nilai kemewahan tersendiri.
Meski harganya cukup mahal, tapi cara ini cukup praktis dan cukup untuk narsis di media sosial.
“Ternyata bila di pikir-pikir, bukber di hotel jauh lebih ekonomis, hanya membayar Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu, kita sudah bisa memakan semua yang ada di hotel,” ucapnya.
When Unboxing is A King
Masyarakat akan memilih untuk buka bersama di tempat-tempat pilihan mereka sendiri.
Atau dalam artian tanpa harus di lokasi-lokasi restoran tertentu.
“Mereka akan membeli satu paket untuk buka bersama, khususnya dengan ukuran yang sangat besar, dan akan melakukan buka bersama di rumah yang mereka sudah tentukan,” ucap Indah.
Dengan perubahan perilaku konsumen ini, pengusaha makanan harus mampu beradaptasi.
“Kita harus menciptakan menu-menu varian baru, seperti nasi liwet yang bakulan, nasi uduk yang lebih besar porsinya, beka dandang dan beka pan, yang sangat relate untuk kebutuhan masyarakat sekarang,” tambah Indah.
Serta, Indah menerangkan kepada membernya untuk menciptakan menu paket makanan serta minuman.
Sehingga memudahkan pembelian masyarakat saat kegiatan berbuka puasa secara bersama.
(*)