Pesawat Jatuh

Kotak Hitam China Eastern Airlines Tidak Meninggalkan Petunjuk Jelas karena Rusak Parah

Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) tidak menyertakan informasi apa pun dari perekam suara dan data kokpit, yang telah dikirim ke Washington

Editor: Dion DB Putra
WIKIMEDIA COMMONS
Pesawat China Eastern Airlines Boeing 737-800. 

TRIBUNLOMBOK.COM, BEIJING - Otoritas penerbangan China mengatakan kotak hitam jet Boeing (BA.N) 737-800 yang jatuh bulan lalu rusak parah sehingga tidak meninggalkan petunjuk untuk menjelaskan jatuhnya pesawat China Eastern Airlines yang menewaskan semua 132 orang.

Pesawat China Eastern Airlines (600115.SS) MU5735 dari Kunming ke Guangzhou jatuh dari ketinggian jelajah ke pegunungan Guangxi pada 21 Maret 2022, dalam kecelakaan udara fatal pertama di China sejak 2010.

Baca juga: Tim Penyelidik Temukan Kotak Hitam Pesawat China Eastern dan Barang-barang Penumpang

Baca juga: Pesawat China yang Jatuh Ciptakan Lubang Dalam di Lereng Gurung, Korban Belum Ditemukan

Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) tidak menyertakan informasi apa pun dari perekam suara dan data kokpit, yang telah dikirim ke Washington untuk dianalisis.

"Dua perekam di pesawat rusak parah akibat benturan, dan pekerjaan restorasi dan analisis data masih berlangsung," kata CAAC dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Reuters pada Kamis (21/4/2022).

CAAC belum memberikan indikasi fokus penyelidikannya. Sebagian besar kecelakaan disebabkan kombinasi faktor teknis dan kesalahan manusia.

"Ada banyak kesulitan dalam menyelidiki kecelakaan ini, dan saat ini bukti yang tersedia terbatas," Li Yong, wakil direktur kantor keselamatan penerbangan CAAC, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita negara Xinhua.

Akan tetapi regulator penerbangan China mengesampingkan sejumlah risiko, dengan mengatakan kru memenuhi syarat, jet dirawat dengan baik, cuacanya baik-baik saja dan tidak ada barang berbahaya di dalamnya.

Dalam temuan kunci yang potensial, dikatakan sebagian besar puing-puing terkonsentrasi di satu area.

Analis keselamatan mengatakan bahwa hal itu biasanya tidak akan terjadi jika terjadi bencana pecah atau ledakan di udara.

Dia juga menyoroti bagian yang robek untuk diteliti, setelah CAAC mengatakan bagian dari salah satu ujung sayap ditemukan 12 km (8 mil) jauhnya dari lokasi jatuhnya pesawat.

"Dua pertanyaan yang harus Anda perhatikan: apakah bagian yang terlepas menyebabkan pesawat menungkik ke bawah atau posisi jatuh itu yang menyebabkan bagian tersebut meledak," kata Anthony Brickhouse, pakar keselamatan udara di Embry-Riddle Aeronautical University.

Pakar penerbangan China Li Xiaojin mengatakan dengan tidak adanya temuan lain, data dari kotak hitam sangat penting. "Kotak-kotak ini dirancang untuk menjadi sangat, sangat kuat," kata Brickhouse.

"Saya benar-benar tidak bisa memikirkan kecelakaan dalam sejarah baru-baru ini di mana kami menemukan kotak-kotak itu, tapi kami tidak mendapatkan informasi darinya."

Boeing MAX 737-800 adalah pendahulu 737 MAX, yang tidak melanjutkan layanan komersial di China lebih dari tiga tahun setelah dua kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia.

Tetapi China Eastern Airlines, yang mengandangkan seluruh armadanya yang terdiri dari 223 737-800 pesawat setelah kecelakaan itu, melanjutkan penerbangan komersial itu pada Minggu (17/4/2022).

Maskapai secara efektif mengesampingkan masalah keamanan baru terkait model Boeing sebelumnya dan yang masih paling banyak digunakan.

Seorang pejabat AS mencatat bahwa tidak ada buletin keselamatan atau nasihat lain yang dikeluarkan oleh Boeing setelah kecelakaan itu.

Dalam ringkasannya, CAAC tidak menunjukkan rekomendasi teknis apa pun pada 737-800, yang telah beroperasi sejak 1997 dengan catatan keamanan yang kuat, menurut para ahli.

Jenis itu juga tidak memiliki sistem kokpit seperti Seri MAX yang menjadi pusat krisis sebelumnya. Saham Boeing ditutup 1,3 persen lebih rendah pada Rabu (20/4/2022). Boeing menolak mengomentari pernyataan CAAC, tetapi mengatakan akan terus mendukung penyelidikan kecelakaan.

Agensi China mengatakan telah menyelesaikan laporan awal dalam batas 30 hari.
Laporan semacam itu biasanya dipublikasikan, meskipun tidak ada suatu keharusan menurut aturan global.

China tidak memiliki tradisi menerbitkan laporan kecelakaan yang dapat diakses secara luas, “tetapi pernyataan itu menandai langkah menuju transparansi yang telah membuat penerbangan lebih aman di seluruh dunia,” kata Paul Hayes, direktur keselamatan di Ascend by Cirium yang berbasis di Inggris.

Sebuah laporan akhir mengenai penyebab kecelakaan pesawat bisa memakan waktu dua tahun atau lebih, untuk disusun berdasarkan penyelidikan kecelakaan kompleks sebelumnya, menurut Li dari CAAC kepada Xinhua.

CAAC mengatakan panggilan normal terakhir dari pusat kontrol ke pesawat adalah pada pukul 14.16 waktu setempat, saat pesawat terbang di ketinggian 29.200 kaki, kurang dari enam menit sebelum pesawat menghilang dari radar.

Brickhouse mengatakan tampaknya penerbangan berjalan normal dan komunikasi berjalan normal.

"Dan kemudian tiba-tiba, pesawat tidak berkomunikasi dan saat itulah mulai menungkik turun."

Simak berita terkait pesawat jatuh

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kotak Hitam China Eastern Airlines Rusak Parah, Sangat Sedikit Petunjuk Penyebab Jatuhnya Pesawat

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved