Berita Bima

Mantan Pegawai Blak-blakan Soal Perjalanan Asuransi Berkedok Investasi Sinarmas MSIG Life

Mantan pegawai inisial MN ini secara sukarela menceritakan perjalanan asuransi investasi dengan nama produk SIMPOL tersebut

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
pixabay.com
Ilustrasi perhitungan investasi 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Mantan marketing Bank Sinarmas di Bima yang tahun 2015 lalu mendapatkan tugas tambahan menjadi marketing Asuransi Sinarmas MSIG Life blak-blakan kepada wartawan.

Mantan pegawai inisial MN ini secara sukarela menceritakan perjalanan asuransi investasi dengan nama produk SIMPOL tersebut.

"Waktu itu, beberapa orang marketing dari Bank Sinarmas dapat bonus liburan ke luar negeri," ujarnya membuka pembicaraan, Senin (18/4/2022).

Baca juga: 6 Warga Kota Bima Mengaku Korban Asuransi Sinarmas Muncul Lagi, Kerugiannya Ditaksir Ratusan Juta

Produk itu adalah produk dari asuransi, ungkap MN, namun pada tahun 2015 lalu pimpinan Bank Sinarmas memerintahkan pada semua marketing Bank, termasuk dirinya untuk menjual produk SIMPOL tersebut ke masyarakat.

"Produk itu adalah asuransi investasi untuk dijual ke masyarakat, marketing menjelaskan tentang semua keuntungan nasabah sebelum mengikuti produk tersebut," ungkapnya.

Ia menjelaskan, nasabah mengikuti asuransi jiwa selama 5 tahun.

Jika nasabah meninggal dunia, maka ahli waris akan mendapatkan uang ratusan juta dari asuransi tersebut.

Jika nasabah tidak meninggal dunia, maka uangnya secara otomatis akan menjadi investasi dan akan mendapatkan keuntungan pada tahun ke 6 setelah membayar angsuran ke 5.

Sedangkan nasabah yang mengeluh sekarang, adalah nasabah pada tahun 2015.

"Jadi kalau dihitung, keuntungan para nasabah itu sudah banyak sekali," kata MN.

Kemudian, kata MN, jika saat ini pihak asuransi ingin mengembalikan uang nasabah setengah dari pokok yang telah disetor, itu tidak sesuai dengan apa yang sudah ditawarkan pada tahun 2015 lalu.

"Harusnya mereka mengembalikan uang nasabah dengan keuntungan, bukan malah dipotong seperti itu," tegasnya.

Pihak Bank Sinarmas juga tidak boleh bersikap seolah tidak tahu dengan persoalan itu, karena yang menjual produk itu adalah marketing Bank Sinarmas.

Jika ada masalah seperti sekarang wajib mereka bertanggung jawab.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved