Wisata Lombok
Masjid Djamiq Lebai Sandar: Dibangun pada Abad ke-18, Jejak Kedatangan Islam di Ampenan
kesan kuno yang tampak di Masjid DJamiq Lebai Sandar ialah pintu yang terbuat dari kayu tua, koleksi piring dan gelas, manuskrip Alquran, serta mimbar
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
Terutama pada bagian lantai dan atap masjid yang terlihat lebih modern dengan keramik dan lukisan cat awan.
Adapun kesan kuno yang masih tampak di Masjid DJamiq Lebai Sandar, ialah pintu yang terbuat dari kayu tua, koleksi piring dan gelas, manuskrip Alquran, serta tongkat dan mimbar yang masih dirawat hingga sekarang.

Sakti, warga Dayan Peken, mengatakan ia bersama keluarganya sudah tinggal di Ampenan sejak 1970an, dan jauh sebelum itu, Masjid Djamiq Lebai Sandar sudah ada.
Menurut cerita yang beredar di masyarakat, Masjid Djamiq Lebai Sandar dipercaya menjadi simbol penyebaran Islam di Ampenan.
“Sering juga orang-orang dari luar Lombok datang ke sini salat berjamaah sama kita. Tiba-tiba sudah mereka ikut saf,” kata Sakti.
Sampai saat ini, Masjid Djamiq Lebai Sandar kerap didatangi para peziarah baik dari Jawa, Sumatra, hingga Sulawesi, yang menelusuri wisata-wisata religi di Lombok. Baik masjid kuno maupun makam para wali. (*)