Wisata Lombok
Masjid Djamiq Lebai Sandar: Dibangun pada Abad ke-18, Jejak Kedatangan Islam di Ampenan
kesan kuno yang tampak di Masjid DJamiq Lebai Sandar ialah pintu yang terbuat dari kayu tua, koleksi piring dan gelas, manuskrip Alquran, serta mimbar
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Kota Tua Ampenan merupakan kawasan yang terkenal dengan Pelabuhan kunonya dan kehidupan sosial penduduk yang multikultural.
Kota ini terkenal sejak Masjid Djamiq Lebai Sandar karena menjadi pintu masuk para pedagang dari berbagai negara hingga tempat bersandarnya kapal kolonial Belanda.
Memiliki nilai sejarah, Kota Tua Ampenan juga menyimpan beragam cerita yang masih terawat buktinya hingga saat ini, Masjid Djamiq Lebai Sandar adalah salah satunya.
Baca juga: Sentra Kuliner Ramadan di Kota Mataram, Cari Kurma ke Ampenan, Berburu Takjil di Taman Budaya NTB
Baca juga: Kota Tua Kopi di Ampenan, Tawarkan Pengalaman Nongkrong dengan Nuansa Bersejarah
Masjid DJamiq Lebai Sandar terletak Jalan Saleh Sungkar No.3, Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Menurut informasi yang tertulis di tembok masjid, Masjid Djamiq Lebai Sandar dibangun pada 17 Agustus 1904 M atau pada awal abad ke-18.
Lebai Sandar sendiri adalah seorang penyiar Islam yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan.
Tidak diketahui kapan tepatnya Lebai Sandar datang ke Lombok untuk berdakwah.
Menurut catatan sejarah yang dikutip dari Antara, Lebai Sandar menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di pulau dengan julukan seribu masjid ini melalui Pelabuhan Ampenan.
Namun, bila ditarik akar sejarahnya, kedatangan Islam ke Lombok diperkirakan terjadi mulai pada bentang abad ke-15 melalui jalur laut.
Artinya, jika kedatangan Lebai Sandar ke Lombok tidak jauh dari waktu didirikannya Masjid Djamiq Lebai Sandar di tahun 1904, kedatangannya ke Lombok berada pada rentang waktu abad ke-18 awal.
Lamuh Syamsuar, akademisi Islam asal Lombok Tengah, menyebut jejak kedatangan Islam di Lombok bisa dilacak pada era dakwah Sunan Giri ke Nusantara bagian timur.
“Perkiraan saya abad ke 15, karena Sunan Giri sudah terbiasa (waktu itu) berdakwah ke Nusantara bagian timur seperti Lombok, Sumbawa, dan Makasar,” tuturnya kepada Tribunlombok.com, Sabtu (16/4/2022).
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu mengatakan, tahun tersebut berdekatan dengan momentum keberhasilan penyeberangan pada era Wali Songo di abad ke-15-16.
Dari pantauan Tribunlombok.com, Masjid DJamiq Lebai Sandar terlihat telah mengalami sejumlah renovasi.