Bulan Ramadhan
Kasus TB Meningkat di Lombok Timur, Dikes Himbau Tetap Gunakan Masker saat Ramadhan
Kasus Tuberkulosis (TB) di Lombok Timur terus meningkat. Hal ini harus diwaspadai selain penularan Covid-19. Karena itu, warga diminta taat prokes.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Pelaksanaan ibadah Ramadhan tahun ini lebih longgar dibandingkan tahun lalu.
Hal ini seiring dengan melandainya kasus Covid-19.
Meski demikian, bukan berarti protokol kesehatan (Prokes) tidak boleh dilupakan.
Karena selain Covid-19, ternyata angka kasus Tuberkulosis (TB) di Lombok Timur juga menjadi perhatian pemerintah.
Ini diakui Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Timur H Fathurrahman.
"Kasus TB di lombok timur sendiri memang dari tahun 2019 sampe 2021 mengalami kenaikan," ungkapnya, Selasa (5/4/2022).
Baca juga: Jadwal Buka Puasa & Salat Maghrib NTB Selasa 5 April 2022/ 3 Ramadhan 1443 H: Lombok Hingga Mataram
Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Lombok Barat, Selasa 5 April 2022 atau 3 Ramadhan 1443 H
Tahun 2019 angkanya 1.575 kasus yang diobati.
Kemudian 2020 turun 1.135 kasus.
Sementara di tahun 2021 ini kembali naik menjadi 1.447 kasus.
Untuk menghindari kasusnya semakin meningkat, Dikes menghimbau agar masyarakat selama Ramadhan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Seperti penggunaan masker yang mulai diabaikan.
"Karena TB ini salah satu penyakit menular yang memang harus diobati," katanya.
Baca juga: Niat Sholat Dhuha, Bacaan Lengkap dengan Keutaman, Tata Cara Sholat Dhuha 2 dan 4 Rakaat
TB sendiri adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium Tuberculosis yang mematikan.
Jika tidak cepat ditangani secara medis.
"Dalam penanganan TB ini yang paling penting adalah menemukannya dengan cepat sehingga bisa segera kita obati," terangnya.
Penemuan TB ini tentunya melewati proses skrining.
Apabila dia positif TB berdasarkan pemeriksaan, maka dia harus diobati.
Pengobatannya memang memerlukan waktu cukup lama yakni 6 bulan.
Melakukan pengobatan secara insentif, setelahnya baru di cek kembali hasilnya apa sudah negatif TB.
Berbeda dengan Covid-19, indikasi penderita TB juga bisa diperhatikan melalui batuknya yang khas dan dalam waktu yang lama.
"Ciri-cirinya dia batuknya agak berbunyi dan lamanya itu 2 minggu berturut turut," jelasnya.
Harapannya adalah dalam bulan suci Ramadhan ini masyarakat lebih memperhatikan kebersihan terutama juga penggunaan masker.
Selain Covid-19 diharapkan juga agar masyarakat memperhatikan kasus TB ini sendiri agar penyebarannya tidak meluas.
Karna memang selama ramadhan potensi untuk adanya keramaian itu sangatlah tinggi.
(*)