Bulan Ramadhan
Boleh Bukber Tapi Tetap Jaga Jarak dan Tidak Ngobrol, Ceramah Ramadhan Maksimal 15 Menit
Pada ramadan tahun lalu saat kasus Covid-19 masih merebak, kegiatan khas seperti bukber itu dilarang. Namun pada Ramadan tahun ini
TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Jelang memasuki bulan Ramadan 1443 H/2022, Satgas Covid-19 kembali mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Termasuk dalam berbagai kegiatan yang kerap digelar selama bulan Ramadan.
Juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, selama Ramadan biasanya selain melaksanakan ibadah, masyarakat juga kerap melakukan beragam aktivitas khas yang ada di bulan tersebut. Misalnya buka bersama (bukber).
Baca juga: Jelang Ramadhan 1443 H, Pertamina Patra Niaga Amankan Pasokan BBM dan LPG di NTB
Baca juga: Fasilitas Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa Diperbaiki Menjelang Ramadhan
Pada ramadan tahun lalu saat kasus Covid-19 masih merebak, kegiatan khas seperti bukber itu dilarang. Namun pada Ramadan tahun ini aktivitas itu tidak akan dilarang.
Kendati demikian, Satgas Covid-19 tetap mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Termasuk dengan tetap menjaga jarak dan tidak mengobrol di saat acara bukber dilangsungkan.
"Kalau buka puasa bersama sebaiknya dijaga jarak yang cukup dan tidak usah berbicara pada saat makan," kata Wiku dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9, dikutip Selasa (29/3/2002).
"Jangan lupa cuci tangan sebelum makan supaya kita betul-betul bersih dan sehat. Jadi semua bisa dilakukan asal betul-betul adaptasinya dengan protokol kesehatan," sambungnya.
Wiku menjelaskan juga terkait aktivitas tempat ibadah yang telah diperbolehkan untuk digelar berjamaah.
Sesuai ketentuan yang berlaku dalam level PPKM di daerahnya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan menjadi yang utama.
"Selama beribadah kalau di masjid pastikan masjidnya tidak terlalu penuh, dan terlalu lama di masjid sehingga potensi penularannya menjadi besar. Caranya ventilasi masjidnya dibuka lebih baik dan tidak terlalu lama di dalam masjid, interaksi berbicara juga relatif terbatas, yang tidak berbicara menggunakan masker saja," jelasnya.
Wiku meminta agar masyarakat beribadah dengan aman dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, aktivitas masyarakat pada bulan puasa cenderung meningkat.
"Tahun ini kita mencoba normal seperti dulu, tapi prokes harus tetap dijaga. Jadi tidak apa-apa berinteraksi seperti dulu tapi dengan kehati-hatian," ujar dia.
Wiku mengatakan, aktivitas masyarakat saat Ramadan dimulai lebih dini dan diakhiri lebih larut.
Tingginya aktivitas itu berisiko memicu penularan sehingga menjaga prokes menjadi kunci utama untuk menghindari risiko tersebut.
"Kita juga ibadahnya harus terkendali. Jadi betul-betul kita melakukannya dengan khusyuk, terkendali dengan protokol kesehatan sehingga kita aman, terutama selama Ramadan. Ini sudah kita lakukan sebelumnya dan hasilnya aman. Berarti ke depannya juga pasti akan aman," kata Wiku.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib mengatakan, Kemenag sudah mengatur durasi ceramah selama Ramadan maksimal 15 menit.
Sebelumnya durasi ceramah juga diatur dalam SE Menag No 04 Tahun 2022 tentang pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan di tempat ibadah pada masa PPKM.