Bulan Ramadhan

Amalan Ramadhan, Sedekah sebagai Kedermawanan yang Tak Terbatas Ruang dan waktu

Sedekah di bulan Ramadan juga menjadi keutamaan seperti dicontohkan Rasulullah sebagai sosok yang paling dermawan

pixabay.com
Ilustrasi sedekah 

Dalam hadis dijelaskan:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ

Dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhori)

Puasa melatih umat Islam untuk menjadi insan yang mampu berempati, merasakan derita sesamanya.

Hal ini diharapkan melahirkan sikap ta'awun, yakni semangat saling menolong dan bekerja sama dengan orang lain secara tulus dan baik.

Orang yang kaya berbagi dengan saudaranya yang fakir dan miskin.

Mereka yang berilmu, selayaknya bisa berbagai pengetahuan dengan orang lain.

Dan orang yang sedang mendapat amanah kekuasaan, sudah seharusnya menyejahterakan masyarakatnya.

Puasa diharapkan menumbuhkan semangat solidaritas sosial yang merupakan hasil dari proses transendensi (hablum minallaah) yang mengejawantah dalam sifat kemanusiaan yang luhur (hablu minan-naas).

Kepedulian itu lahir dari panggilan iman dan ketauhidan yang kuat sehingga membentuk solidaritas sosial yang kuat, jernih, dan serba baik.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved