Menjelang Ramadhan, Pedagang Pasar Kebon Roek Keluhkan Harga Sembako Merangkak Naik
Pedagang di Pasar Kebon Roek, Kota Mataram mengeluhkan harga bahan pokok melonjak menjelang Ramadhan. Kondisi itu membuat keuntungan mereka menipis.
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Pedagang di Pasar Kebon Roek, Kota Mataram mengeluhkan harga bahan pokok melonjak menjelang Ramadhan.
Sebut saja Ida, pedagang sayur dan tahu tempe menceritakan keuntungan yang diperoleh semakin menipis gara-gara harga naik.
Bagaimana tidak, Ida harus mempertahankan harga jual lama.
Sementara harga beli dari sayur hingga tahu tempe dari tengkulak terus naik.
Seperti tahu, sebelumnya satu papan tahu dapat dibelinya seharga Rp 30 ribu.
Namun kini harganya merangkak naik menjadi Rp 35 ribu.
“Tetap saya jual enam potong Rp 5 ribu. Untungnya tipis,” keluhnya, Jumat, 25 Maret 2022.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Harga Sembako Merangkak Naik di Kota Bima, Cabai Rawit Rp 60 Ribu Per Kilo
Baca juga: PKH, Kartu Sembako, Hingga Program Prakerja, Berikut Daftar Bansos yang Cair di Bulan Oktober 2021
Ida tidak menampik ingin pula menaikkan harga dagangannya sesuai dengan kenaikan harga dari produsen.
Namun apa boleh buat, jika melakukan hal itu Ida akan bernasib tidak dilirik pembeli.
Senada dengan Ida, Markunah juga mengeluhkan hal yang sama.
Bawang merah, bawang putih, hingga cabai yang ia jual juga menjadi bahan pokok yang harganya kerap turun naik.
Menurutnya, dahulu ia bisa mengeluarkan modal hanya sebesar Rp 20 hingga Rp 25 ribu per kilogram untuk bawang merah.
Akan tetapi kini harga bawang merah di tengkulak mencapai Rp 32 ribu.
"Rubin-rubinan bae selae modaln nane mbe mauq (kemarin itu modalnya bisa Rp 25 ribu tapi sekarang ndak dapat segitu),” ujarnya.
Sedangkan untuk cabai, kata Markunah, harganya lebih fantastis lagi yakni mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya.
Meski per kilogram harga bahan pokok ini tinggi namun Markunah memaklumi jika ada warga yang ingin membeli hanya Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu.
“Saq penting arak untung sekedik ku beng (yang penting ada untungnya sedikit, saya kasih),” pungkasnya.
(*)