MotoGP Mandalika 2022
Halimah Hanya Bertahan 40 Menit
Halimah dan rekan bergegas menuju lokasi yang dituju. Mengantongi tiket yang dibeli lewat platform xplorin, Halimah antre dari sisi barat
Penulis: Dion DB Putra | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan wartawan TribunLombok.com, Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Jarum jam menunjukkan pukul 10.20 Wita saat Halimah (27) dan rekannya memasuki pintu gerbang masuk Eks Bandara Selaparang Mataram, Kamis 16 Maret 2022.
Di pintu masuk bandara yang sudah tidak digunakan untuk penerbangan itu, Halimah yang mengendarai sepeda motor diarahkan petugas Dinas Perhubungan menuju tempat parkir kendaraan roda dua.
Petugas itu tak lupa menjelaskan sekilas mengenai lokasi antrean untuk menukarkan tiket menonton balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika 18-20 Maret 2022.
Baca juga: Begini Persentase Penjualan Tiket MotoGP Mandalika, MGPA : Sesuai Ekspektasi
"Di sana ada dua tempat antrean menuju ke loket penukaran, di sisi timur dan barat," kata petugas pria tersebut.
Halimah dan rekan bergegas menuju lokasi yang dituju. Mengantongi tiket yang dibeli lewat platform xplorin, Halimah antre dari sisi barat.
Sisi timur khusus yang bagi yang bawa tiket kolektif di atas lima sampai 10 lembar, dan beli lewat tiket.com.
Antrean di sisi timur dan barat siang itu panjang nian. Di sisi barat, manusia memadati empat jalur antre. Panjangnya kurang lebih 200 meter setiap jalur.
Deretan orang yang berdiri tidak tertampung semuanya di bawah naungan tenda.
Separuhnya terpanggang matahari yang makin terik seiring bergulirnya waktu menuju titik kulminasi.
Halimah masuk dalam atrean berpayung langit biru. Lima belas menit pertama masih tampak semangat. Ternyata dia hanya bisa bertahan kurang lebih 40 menit.

"Saya nggak tahan panas, Mas. Rasanya mau pingsan kalau tetap berdiri sampai satu jam lagi," katanya.
Tanpa banyak cakap, Halimah keluar dari antrean. "Kita pulang aja dulu, coba antre agak sore nanti," kata Halimah kepada rekannya.
Mereka menuju tempat parkir sepeda motor lalu bergegas keluar dari area Bandara Selaparang menuju kawasan Kota Mataram yang tampak lebih padat arus lalulintasnya Kamis siang itu.
Halimah tidak sendirian. Dalam tempo kira-kira satu jam, saya melihat belasan orang yang tak tahan berdiri antre karena kepanasan.
Mereka memilih mundur dan pulang sambil menggerutu dan mengomel. Omelin panitia yang tidak menyiapkan nomor antrean sehingga orang berdesak-desakan.
"Kenapa panitia nggak menyiapkan loket lebih banyak di beberapa tempat? Kita sudah beli tiket tapi justru sulit saat menukarkan di sini," kata Burhanudin (45), pria asal Lombok Barat.
Panitia memberi kesempatan selama dua hari bagi penonton di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat dan sekitarnya untuk menukarkan tiket MotoGP. Lokasinya di bandara Selaparang.
Hari pertama pada Rabu 16 Maret 2022. Penukaran tiket mulai pukul 09.00 - 15.00 Wita. Baik hari pertama maupun hari kedua antrean panjang tak terhindarkan.
Pada hari kedua Kamis 17 Maret 2022 penukaran tiket baru berakhir pukul 19.30 Wita.
Antre pun tidak lagi mematuhi protokol kesehatan (prokes) mencegah penularan Covid-19 yang mensyaratkan jaga jarak. Manusia justru tak berjarak selama dua hari. Mereka berkerumun selama berjam-jam.
Sepuluh loket serta anggota panitia di sana tidak cukup efektif melayani penukaran tiket selekas mungkin.
Saya sempat bertanya kepada lima orang yang baru keluar dari loket penukaran tiket soal berapa lama mereka mengantre.
Umumnya harus antre selama tiga sampai tiga setengah jam. Bahkan ada yang lebih lama.
"Saya antre sejak jam 09.30, jam satu siang (13.00) baru bisa tukar tiket di loket," kata Syamsulhadi. Syamsul mengaku asal Ampenan.
Dia menukar tiga tiket untuk dia bersama istri dan anaknya. Mereka akan menonton pada hari kedua MotoGP, Sabtu 19 Maret 2022.
"Kaki pegal sekali karena berdiri selama tiga jam lebih. Untung ada teman yang bawakan saya minuman dan makanan kecil saat antre tadi," kata Arief, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Kota Mataram.
Lain lagi yang menimpa Johan (38). Warga Kota Mataram yang mengaku bekerja sebagai pedagang ini antre hampir lima jam.
Dia mengantre dari sisi timur karena menukarkan tiket kolektif sebanyak 10 lembar. "Selain untuk istri dan anak, ada titipan tiket dari beberapa teman," ujarnya.
Menurut Johan, hampir sejam lamanya dia tidak bergerak sama sekali dari satu titik lantaran begitu banyak orang dalam antrean. "Sungguh melelahkan, waktu banyak terbuang di sini," katanya.
Lamanya waktu antre saya alami sendiri saat menukar dua tiket pada Kamis sore 17 Maret 2022. Saya beli tiket untuk menonton pada hari terakhir MotoGP, Minggu 20 Maret 2022.
Saya mulai masuk dalam jalur antrean pukul 15.10 Wita dan baru bisa menukarkan tiket di loket pukul 18.20 Wita. Lebih dari tiga jam berdiri berimpitan.
Lumayan gerah. Tapi saya merasa lebih beruntung karena tidak terpanggang terik mentari dibandingkan mereka yang antre sejak pagi hingga Kamis siang.
Memberi kenyamanan
Janji panitia memberikan pelayanan cepat, aman dan nyaman bagi penonton MotoGP edisi perdana di Sirkuit Mandalika agaknya masih jauh dari ideal.
Umummya mereka menggerutu sambil berharap pengalaman musim ini jangan terulang di masa mendatang.
"Kalau model antre macam begini, tahun depan orang malas datang ke Lombok untuk menonton MotoGP," kata Slamet Mulyadi yang datang dari Jakarta bersama rombongan 15 orang.
Kiranya tepat pandangan pemerhati pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), Taufan Rahmadi.
Menurut dia, penyelenggara dalam hal ini ITDC dan MGPA bersama pemangku kepentingan terkait harus segera mengambil langkah konkret demi pembenahan.

Ia menyarankan penempatan tempat penukaran tiket menyebar di beberapa titik strategis.
Sebut misalnya pelabuhan dan bandara sebagai pintu masuk serta lokasi lain yang gampang dijangkau publik.
"Lebih hebat lagi jika para penonton MotoGP yang berasal dari luar daerah sudah bisa menukar tiketnya di bandara asal mereka sebelum berangkat menuju Lombok," kata Taufan kepada TribunLombok.com, Senin (16/3/2022).
Penyelenggara menyiapkan empat lokasi penukaran tiket MotoGP Mandalika 2002 yaitu Bandara Selaparang, eks lokasi embarkasi haji Bandara Lombok, areal parkir timur dan barat Sirkuit Mandalika.
Khusus di Kota Mataram, satu-satunya lokasi penukaran tiket di Bandara Selaparang memang belum memberikan kenyamanan.
Taufan Rahmadi menitipkan pesan agar penyelenggara menghindari kesan buruk dari para penonton yang hampir 90 persen berasal dari luar daerah Nusa Tenggara Barat.
Menurut dia, kenyamanan penonton merupakan satu di antara indikator kesuksesan sebuah kegiatan apalagi event bergengsi seperti MotoGP.
Baca juga: Ini Alur Masuk Sirkuit MotoGP Mandalika Berdasarkan Jenis Tiket
Jangan sampai NTB dan Indonesia sebagai tuan rumah memberikan kesan buruk bagi para wisatawan.
Ia menawarkan tiga langkah solusi untuk menghindari ketidaknyamanan penonton.
Pertama, perbanyak lokasi penukaran tiket di titik-titik strategis dalam wilayah zonasi Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Lombok Timur.
Kedua, memisahkan penanganan penonton yang berasal dari grup korporasi dengan penonton perorangan.
Ketiga, memaksimalkan kerja sama dengan pihak bandara dan pelabuhan untuk menyediakan area lokasi penukaran tiket bagi para penonton luar kota.
Menjadi tuan rumah balapan MotoGP merupakan pengalaman pertama Indonesia setelah vakum puluhan tahun.
Kekurangan dan keterbatasan pastilah ada. Tapi penyempurnaan mesti menjadi ikhtiar semua pihak yang peduli demi nama harum NTB dan Indonesia. (*)