Berita Bima
7 Tahun Jalan di Desa Wadukopa Bima Rusak Parah, Warga Pertanyakan Kinerja Anggota DPRD
Berlubang, dipenuhi kerikil, licin dan becek itulah gambaran jalan raya yang sehari-hari dilalui warga Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi Kabupaten Bim
Penulis: Atina | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Berlubang, dipenuhi kerikil, licin dan becek itulah gambaran jalan raya yang sehari-hari dilalui warga Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.
Kondisi jalan yang rusak parah itu, sudah dirasakan warga dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.
Jalan raya ini, menghubungkan warga di Desa Wadukopa dengan Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima.
Baca juga: Jalan Rusak di Jantung Kota Bima, Warga Tanami Pohon Pisang
Baca juga: Jalan Rusak Bertahun - tahun di Jantung Kota Bima, Warga Tanam Pohon Pisang
Kerusakan terparah pada badan jalan, terlihat sekitar satu kilometer.
Sekretaris Desa Wadukopa, Harwidiansyah mengatakan jalan tersebut dibangun pemerintah sejak tahun 2012 lalu.
Kemudian kerusakan mulai nampak sekitar tahun 2015.
"Usia jalan yang sudah belasan tahun, makannya jalan sampai rusak parah begini," katanya, ketika dikonfirmasi Senin siang (14/3).
Menurut Harwidiansyah, tidak adanya drainase menjadi faktor utama penyebab kerusakan.
Air hujan dan banjir dari pegunungan, tidak ditampung dan langsung meluap ke jalan raya sehingga lambat laut, aspal terkikis dan rusak parah.
Saat melintasi jalan tersebut kata sekdes, pengendara kata dia juga harus ekstra hati-hati.
Jika tidak, jangan heran akan jatuh terjungkal dari sepeda motor ke badan jalan.
"Sudah banyak warga yang jadi korban kecelakaan tunggal di sini. Seingat saya sudah belasan korban," ungkapnya.
Saat ini, ada jumlah warga di Desa Wadukopa sekitar 2000 jiwa.
Kondisi jalan rusak parah pun, sudah disampaikan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Bima.
Bahkan, keinginan itu pernah dibeberkan saat Bupati dan Wakil Bupati Bima melakukan Kunjungan Kerja tahun lalu.
"Katanya saat itu akan diupayakan dengan menyesuaikan anggaran daerah," ujarnya.
Namun hingga kini, komitmen tersebut tak kunjung terealisasi.
Harwidiansyah pun mengaku, tidak tahu pasti kenapa belum terealisasi.
Apakah karena pengaruh refocusing anggaran atau karena faktor lain.
"Kami di desa tidak bisa berbuat banyak. Kalaupun diperbaiki, Alhamdulillah kami syukuri," bebernya.
Harwidiansyah juga mengungkapkan keheranannya, lambannya penanganan jalan raya di Wadukopa.
Pasalnya, ada dua anggota DPRD yang berasal dari daerah pemilihan setempat.
Setidaknya menurut dia, keberadaan dua penyambung lidah rakyat itu dapat mengakomodir dan memperjuangkan keluhan penduduk di wilayahnya.
"Percuma punya anggota DPRD, tapi tidak mampu menjawab keluhan masyarakat," sorot alumni UIN Alauddin Makassar ini.
Meski begitu, karena luput perhatian pemerintah, kata dia pengaspalan jalan tersebut dikabarkan akan diambil alih oleh pengusaha Minyak dan Gas (Migas) asal desa setempat.
"Kabar yang berkembang di masyarakat saat ini seperti itu," akunya.
Hanya saja, Harwidiansyah tidak mengetahui pasti jadwal pengerjaannya. Apakah dieksekusi tahun ini atau pada tahun berikutnya.
(*)