Berita Bima

LPA Ungkap Fakta Joki Cilik di Bima Meninggal Dunia: Dia Sempat Pingsan Setelah Jatuh dari Kuda

Banyak yang menyarankan agar korban dibawa ke rumah sakit setelah pingsan karena terjatuh dari kuda pacuan saat latihan

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Ketua LPA Kabupaten Bima Syafrin mendengarkan penjelasan ibu joki cilik korban terjatuh dari kuda di rumah duka, Jumat (11/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Kabar meninggalnya joki cilik langsung menjadi atensi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Bima.

LPA Kabupaten Bima mengungkap, korban joki cilik sempat pingsan setelah jatuh dari punggung kuda pada Minggu (6/3/2022) lalu.

"Informasi yang berhasil kami himpun dari lapangan, korban pingsan setelah jatuh itu. Bahkan mulutnya mengeluarkan busa," ungkap Ketua LPA Kabupaten Bima, Syafrin.

Kepada TribunLombok.com, Syafrin mengaku langsung mendatangi rumah korban berinisial MA itu, ketika mendapatkan informasi dari media sosial.

Baca juga: Joki Cilik di Bima Meninggal Usai Jatuh saat Latihan, Orang Tua Kaget: Ada Setan Ganggu Anak Saya

Baca juga: Operasi Pasar Khusus Minyak Goreng Akhirnya Digelar di Bima, Distribusi Lewat Kelurahan

"Kami cukup terlambat tahu, tapi tidak terlambat untuk mengungkap fakta," tegasnya.

Selain mendatangi orang tua dan menyampaikan bela sungkawa, Syafrin juga menghimpun informasi dari tetangga dan orang yang pada hari kejadian berada di arena pacuan kuda.

"Dari banyak orang inilah kami dapat informasi, bagaimana sebenarnya anak jatuh dari punggung kuda saat latihan pacuan," akunya.

Syafrin menyebut, banyak yang telah menyarankan orang tua korban agar korban dibawa ke rumah sakit.

Akan tetapi, orang tuanya membawa anaknya pulang ke rumah dan mendatangkan dukun.

Korban pun sempat diinfus setelah 2 hari tidak mau makan dan minum.

Dari pengakuan ibu korban sendiri, terdapat lebam pada bagian pipi kanan Peci saat meninggal dunia.

"Logikanya tidak mungkin lebam itu muncul setelah meninggal, pasti itu ada setelah jatuh," tegasnya.

Syafrin mengungkap, kasus ini menjadi kasus kedua joki cilik meninggal dunia ketika beraksi di atas punggung kuda.

Pertama, korban berinisial SS usia 9 tahun meninggal dunia setelah gagal mengendalikan kudanya saat event pacuan kuda berlangsung pada tahun 2019 lalu.

"Kekhawatiran kami terbukti, sekarang jatuh korban lagi," ketus Syafrin.

Seharusnya, lanjutnya, kasus sebelumnya dijadikan pelajaran sehingga joki cilik tidak dibranding lagi sebagai budaya yang dibanggakan.

"Apa yang mau dibanggakan, melihat anak yang harusnya belajar dan main, malah mati saat mencari uang untuk keluarganya," pungkas Syafrin.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved