Fenomena Cracy Rich
Fenomena 'Crazy Rich' Anak Muda Pamer Harta, Menkeu: Uangnya Hasil Kejahatan?
Fenomena 'Crazy rich' atau orang super tajir dari kalangan muda baru-baru ini menjadi pusat perhatian karena sering memamerkan kekayaannya.
TRIBUNLOMBOK.COM - Fenomena 'Crazy rich' atau orang super tajir dari kalangan muda baru-baru ini menjadi pusat perhatian karena sering memamerkan kekayaannya.
Namun, akhirnya ketahuan kalau hasil kekayaan dari mereka bukanlah barang halal, harta mereka berasal dari penipuan.
Crazy rich asal Medan Indra Kenz dan crazy rich asal Bandung, Doni Salmanan seakan berlomba untuk 'pansos' atau panjat sosial, mereka memamerkan harta mereka berupa tabungan, rumah dan mobil mewah.
Baca juga: Doni Salmanan Terjerat Dugaan Penipuan, Tetangga Ungkap Sifat Si Crazy Rich: Suka Berbagi ke Warga
Baca juga: Daftar Kekayaan Crazy Rich Doni Salmanan, Miliki Mobil dan Motor Mewah Harga Miliaran
Bahkan Indra Kens sempatsesumbar dan menyebut kalau Tuhan pun tak akan bisa membuatnya miskin dalam sebuah akun media sosialnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaruh perhatian terhadap kalangan super tajir atau 'crazy rich'.
Ia mengatakan, mereka yang sering pamer kekayaan di media sosial (medsos) akan langsung didatangi petugas Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.
"Kami senang kalau di medsos ada yang pamer mengenai account number, 'account saya yang paling gede'. Begitu ada yang pamer 'saya punya beberapa miliar', salah satu petugas pajak kami bilang 'ya nanti kita datangilah'," ujarnya dalam Sosisalisasi UU HPP, Kamis (10/3/2022).
Menurutnya, pemantauan Ditjen Pajak melalui media sosial terhadap orang-orang yang pamer harta, merupakan salah satu upaya menjaga kepercayaan masyarakat bahwa negara melakukan pemungutan pajak yang adil.
Pajak yang dipungut pun digunakan untuk pembangunan nasional.
"Masyarakat kita akan percaya kepada pemerintah kalau dia tahu diperlakukan adil dan uang pajaknya kembali lagi, bukannya dikantongi atau ditaruh di belakang kantor saya, (tapi uang pajak) digunakan untuk bangun sekolah, bangun jalan raya, bangun irigasi," kata Sri Mulyani.
Bendahara Negara itu mengamati bahwa banyak masyarakat Indonesia yang suka memamerkan kekayaan di media sosial, mulai dari saldo rekening, pemberian hadiah mewah, hingga menerima fasilitas perusahaan yang mewah.
Ia bilang, fenomena itu mendorong petugas pajak untuk memastikan mereka telah membayar kewajibannya.
"Sekarang ini ada juga kan di media sosial anak-anak yang baru umur 2 tahun sudah dikasih hadiah pesawat, bukan pesawat-pesawatan ya, tapi pesawat beneran sama orang tuanya," ucap dia.
"Jadi memang di Indonesia kan ada yang crazy rich, ada yang dia mendapatkan fasilitas dari perusahaannya itu memang luar biasa besar.
Itulah yang sekarang dimasukkan dalam perhitungan perpajakan, itu yang disebut aspek keadilan," lanjut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.