Wawancara Khusus

Duta Besar Ukraina: Doa Saya Semoga Perang Tidak Berlanjut

Saya harus menegaskan bahwa perang tidak dibenarkan. Tidak ada yang membenarkan hal tersebut apa pun alasannya.

Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin saat wawancara khusus dengan Tribun Network di kantor Kedubes Ukraina, Jakarta Selatan, Kamis (3/3/2022). 

TRIBUNLOMBOK.COM - Duta Besar Ukraina Vasyl Hamianin menegaskan peperangan bukan suatu hal yang bisa dibenarkan. Vasyl meminta kepada pemerintah Indonesia untuk turut membantu bernegosiasi dengan Rusia agar mengakhiri agresi militernya.

Berikut petikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, di kantor Kedutaan Besar Ukraina, Kamis (3/3/2022):

Baca juga: Rusia Bisa Saja Hentikan Serangan ke Ukraina Dalam Sekejap, Tapi Ada 4 Syaratnya

Baca juga: Dubes Ukraina Menyebut Putin Buat Narasi Seolah-olah Orang Rusia Tak Pernah Berkelahi

Pendapat Anda terkait tawaran Presiden Putin agar Ukraina menjadi wilayah netral dan mengakui Krimea di bawah kendali Rusia?

Saya harus menegaskan bahwa perang tidak dibenarkan. Tidak ada yang membenarkan hal tersebut apa pun alasannya.

Tidak ada yang bisa membenarkan serangan terhadap warga sipil hingga terjadi pembunuhan. Perang sebagai alasan untuk negosiasi itu tidak dibenarkan.

Ukraina sebetulnya tidak pernah mengatakan bahwa kami tidak akan berunding karena kami sudah mencoba untuk bernegosiasi selama delapan tahun sejak konflik senjata di Donbass hingga agresi di Krimea. Kami tidak pernah menolak berbicara dengan Rusia.

Persoalannya saat ini kita harus berbicara untuk berhenti membunuh orang-orang sipil.

Karena kalau Anda merasakan ada anak-anak yang terbunuh di sini. Ini keterlaluan. Tolong bernegosiasi. Kami ingin kedamaian.

Menurut kami pernyataan demiliterisasi agar menaruh senjata adalah sesuatu yang konyol. Negara mana yang mau melakukan itu, membiarkan negara Anda dijajah.

Apa yang diharapkan Ukraina dari pemerintah Indonesia terhadap agresi militer Rusia?

Saya mengucapkan terima kasih hubungan baik yang terjalin dengan pemerintah Indonesia. Kami dapat bekerjasama begitu pun dengan delegasi negara lain. Terima kasih banyak untuk itu.

Terima kasih untuk Presiden Jokowi dan Menteri Retno. Saya sangat mengharapkan sesuatu yang lebih kuat dari pemerintah Indonesia dan dalam hal kecaman atas agresi Rusia.

Karena saat ini kami benar-benar membutuhkan dukungan dari negara sahabat di mana kondisi kami sedang perang, diserang, dibom dan dibunuh warga sipilnya.

Kami juga menegaskan bahwa kami mengalami penindasan akibat propaganda Rusia. Tidak lupa juga kami sampaikan negara mana pun yang mengatakan mendukung perdamaian.

Saya sangat berharap pemerintah Indonesia akan mendukung Ukraina. Kepada beberapa negara lain berhenti menyediakan peralatan militer. Berhenti memberikan Rusia kredit dan pinjaman untuk melanjutkan invasi.

Peperangan ini akan berpengaruh terhadap perekonomian kita yang akan semakin buruk.

Namun, kami membayar harga. Kami membayar harga untuk masa depan anak-anak kami, dan kami membayar harga untuk perdamaian dan stabilitas dunia.

Harapan kami tidak ada perang dunia ketiga ini karena ini akan menjadi bencana skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan tentu saja, kami tidak pernah ingin hal itu terjadi.

Menurut Anda apakah perang ini akan berkepanjangan atau segera berakhir?

Doa saya peperangan ini tidak berlanjut. Siapa pun tidak ingin hal ini bahkan terjadi. Tetapi jika ada seorang diktator yang memegang senjata nuklir di tangannya dengan mengancam akan menggunakan senjata itu.

Kami memahami bahwa sesuatu mungkin tidak dapat diprediksi. Kami memahami ini, tetapi ini bukan tentang Ukraina.

Itu sebabnya kami menginginkan Rusia menerima lebih banyak tekanan. Rusia adalah negara bagi rakyat Rusia dan juga untuk bisnis dari militer.

Kami ingin mereka memahami bahwa ini tidak benar. Kita harus segera menghentikan ini dan menyelesaikan pembicaraan tentang senjata nuklir dan hal-hal seperti ini.

Ibu dari para prajurit yang mati di medan perang mana yang ingin anaknya mati. Mereka tidak menginginkan itu. Jadi tidak ada satu pun orang yang menginginkan perang ini. Kecuali satu orang, Anda tahu namanya.

Persoalannya juga untuk menggunakan sistem nuklir bukan suatu hal yang mudah seperti kita lihat di film. Karena saya pernah mengunjungi museum nuklir yang mana harus melewati prosedur ketat.

Bagaimana kondisi Duta Besar Indonesia di Ukraina dan keluarga Anda di Ukraina?

Saya tidak mengetahui pasti. Tetapi yang saya tahu dia (Dubes Indonesia) tinggal di suatu kota kecil dekat dengan Kiev.

Mereka mengatakan baik-baik saja dan mendengar ledakan berkali-kali, suatu rudal yang menghantam bangunan.

Keluarga saya juga tinggal tidak jauh dari sana. Putri saya terkena radang paru-paru dan anak saya terkena flu.

Ya dan mereka tidak dapat membeli obat-obatan karena rantai logistik terputus. Tetapi mereka tidak panik.

Saya juga memiliki ibu yang sudah berusia 73 tahun. Sekarang kondisi menjadi sulit untuk pindah karena kami memiliki kucing dan anjing dan segalanya. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Simak wawancara khusus lainnya di sini

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved