Wawancara Khusus

Mantan Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi: Info Neo Nazi Itu Hoaks

Mantan Dubes RI untuk Ukraina Prof Yuddy Chrisnandi menilai hal ini sebagai tragedi kemanusiaan.

Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kanan) mewawancarai Mantan Duta Besar RI untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi di Kantor TribunnewsBogor.com, Senin (28/2/2022). 

TRIBUNLOMBOK.COM - Invasi militer Rusia terhadap Ukraina masih berlangsung hingga memakan banyak korban jiwa.

Mantan Dubes RI untuk Ukraina Prof Yuddy Chrisnandi menilai hal ini sebagai tragedi kemanusiaan.

Baca juga: Mantan Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi Sebut Ukraina Bukan Ancaman bagi Rusia

Baca juga: Sebut Presiden Rusia Vladimir Putin Harus Dibunuh, Senator AS Ini Dikecam

Berikut petikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di kantor Tribun di Jakarta, Senin (28/2/2022).

Sejumlah pihak mengkhawatirkan akan terjadi perang dunia ketiga, bagaimana analisis Anda?

Kita semua berdoa tidak menginginkan perang ini berlarut-larut. Apakah kita tega melihat ibu-ibu dan anak-anak berada di bunker stasiun kereta api bawah tanah.

Apa kita tega melihat ratusan ribu orang berjalan ke perbatasan. Apa kita tega melihat orang tua yang usianya sudah lanjut memanggul senjata untuk mempertahankan rumah dan bangsannya.

Ini kan tragedi kemanusiaan. Kita melihat pompa bensin yang ditembaki sampai meledak. Kita harus menghentikan tragedi kemanusian ini.

Kalau semua negara berperan, saya yakin bisa selesai konflik ini. Kenya saja negara kecil di Afrika berani bersuara bahwa invasi melanggar aturan dan harus dihentikan.

Satu hal kita tidak tahu nalar Vladimir Putin apakah dia akan menggunakan nuklir seperti ancaman yang diberitakan. Karena ini tentu bahaya bagi dunia.

Mengapa orang di Ukraina lebih condong suka ke masyarakat Eropa ketimbang ke Rusia?

Bangsa Ukraina ini memiliki suku yang sudah mandiri berasal dari Slavic.

Suku ini berasal dari Eropa barat. Jadi memang Ukraina ini darahnya Eropa barat, walaupun merupakan pecahan Uni Soviet.

Kalau dilihat posisi geografis wilayah timur Ukraina nempel dengan Rusia. Tetapi Rusia ini kan luas sekali bahwa untuk sampai ke Moskow masih ribuan kilo lagi.

Dulunya kerajaan Ukraina sudah lelah oleh rezim tsar Rusia sebelum menjadi Uni Soviet yang ditumbangkan revolusi Bolsevic.

Pada saat tsar terakhir dari kerajaan Rusia dinasti Rumanov jatuh, Ukraina negara pertama memerdekakan diri tahun 1917.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved