Berita Bima
Meski Tanpa Nama, Bakso Tulang di Kota Bima Ini Ludes Hanya Dalam Satu Jam Setelah Buka
Di sudut persimpangan jalan kecil di Kelurahan Matakando, Kecamatan Mpunda Kota Bima, terdapat satu warung bakso tanpa nama
Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Kota Bima dan Kabupaten Bima menjadi surga bakso bagi penggemar kuliner.
Di sudut persimpangan jalan kecil di Kelurahan Matakando, Kecamatan Mpunda Kota Bima, terdapat satu warung bakso tanpa nama.
Ukuran warungnya hanya sekitar 4x6 meter.
Rombongnya pun terlihat sederhana, tanpa ada nama yang tertempel pada bagian kaca rombongan.
Baca juga: Minyak Goreng Murah Tiba, Retail Diserbu Emak-Emak di Kota Bima
Baca juga: Penjelasan RSUD Kota Bima Soal Kasus Anak Umur 3 Tahun Meninggal Usai Dirawat: Sudah Sesuai Prosedur
Baca juga: Tak Penuhi Target Vaksinasi Covid-19 hingga 80 Persen, Puluhan Lurah di Kota Bima Terancam Dicopot
Alih-alih papan nama besar yang bisa membuat branding usahanya semakin bagus.
Meski terlihat sangat sederhana, bakso tulang yang dibanderol dengan harga Rp10 ribu sampai Rp15 ribu per porsi ini digemari pecinta bakso.
Terlihat dari antrean panjang setiap hari yang merupakan pembeli wajib.
Tidak hanya dari Kota Bima, pembeli bakso tulang ini juga berasal dari Kabupaten Bima bahkan Kabupaten Dompu.
Pemilik bakso tanpa nama Khaerul kepada TribunLombok.com mengaku dalam satu hari dia hanya membuat 10 kilogram bakso saja.
Kemudian, ia memastikan setiap pelanggannya tetap mendapatkan tulang muda sapi hingga pada porsi terakhir.
"Kalau bakso lain, mungkin tulangnya hanya pada porsi-porsi awal saja, setelah itu habis. Kalau saya dari porsi pertama sampai akhir, tetap ada tulangnya," akunya.
Khaerul terlihat enggan menyebutkan omzet bisnisnya.
Namun pria ini mengatakan, keuntungan dari berjualan bakso ini cukup untuk kehidupan keluarganya.
Khaerul mengatakan, bakso yang dijualnya memang mengutamakan kualitas rasa.
