Berkenalan dengan Pamela Paganini, Musisi Lombok yang Pernah Melenggang ke India

Mela, akrab musisi muda kelahiran 2001 itu, mengaku telah merintis karir sejak duduk di bangku kelas 4 SD.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Doc. Instagram/Pamelapgnn
Pamela Paganini, musisi muda perempuan asal Praya, Lombok Tengah. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Musik di Lombok mengalami cukup banyak kemajuan.

Dalam konteks industri kreatif, semakin bertambah jumlah musisi yang memanfaatkan media sosial dan digitalisasi untuk mengenalkan karya mereka.

Namun demikian, kian mudah dan terbukanya kesempatan setiap orang dapat menjadi musisi berkat medium distribusi konten melalui digital, membuat persaingan di gelanggang musik pun kian ketat dan luas.

Berbagai penjelasan tersebut disampaikan oleh Pamela Paganini, musisi perempuan asal Praya, Lombok Tengah, saat diwawancara Tribunlombok.com, pada Senin (28/2/2022).

Mela, akrab musisi muda kelahiran 2001 itu, mengaku telah merintis karir sejak duduk di bangku kelas 4 SD.

Sejak saat itu pula, ia merasa musisi perempuan, terutama di Lombok, punya banyak keuntungan.

"Karena sebelumnya musisi perempuan sedikit, jadi lebih sering dilirik juga," katanya.

Mela sendiri mengenal musik melalui ayahnya dan langsung tertarik dengan alat musik keyboard.

Baca juga: Profil Mae, Terapis di Mataram Berpengalaman Praktik di Eropa

Alat musik yang menjadi ciri khas Mela saat bermain di atas panggung.

Memiliki orangtua yang religius dan melanjutkan pendidikan tinggi di kampus berlatar agama, membuat Mela secara tidak sadar mengusung semangat dan nilai spiritual dalam karyanya.

"Sering begitu, tapi engga secara sadar," ungkapnya.

Terlepas dari penafsiran pendengar, secara pribadi, Mela menyebut dirinya banyak dipengaruhi musik bergenre folk.

Ia bahkan menyebut salah satu musisi folk yang dikaguminya, yakni Leilani Hermiasih atau Frau, musisi perempuan asal Yogyakarta.

"Pengen juga sih nyoba yang lain, R&B misalnya," ujarnya.

Dalam karirnya sebagai musisi solo, mahasiswa IAHN Mataram tersebut telah melahirkan dua album.

Adalah Wonder (2019) dan Jantera (2021).

Baca juga: Vaksinasi Booster Gratis di Lombok Epicentrum Mall, Polresta Mataram Targetkan 1000 Dosis

Masing-masing bisa didengarkan melalui platform digital seperti Youtube maupun Spotify.

Kedua album tersebut, tutur Mela, dibuat dengan tujuan hampir sama, yakni sebagai penyemangat bagi orang-orang di sekitarnya.

"Wonder untuk teman-teman SMA, Jantera digarap semasa Lombok baru saja terkena gempa," kenangnya.

Hampir semua karya Mela berasal dari pengalaman personalnya. Baik dalam konteks sosial maupun hubungan personal dengan seseorang.

Selain itu, ia juga melatih dirinya dengan membaca berbagai refrensi di buku-buku sastra untuk kepentingan penulisan lirik.

"WS Rendra, Putu Wijaya, dan Ayu Utami," kata Mela, menyebutkan sejumlah nama sastrawan yang pernah memantik kelahiran beberapa karyanya.

Mela juga bercerita, musiknya kini telah didengar tidak hanya oleh orang-orang dalam lingkup Lombok tempatnya berproses, namun juga hingga ke luar daerah.

Ia pun membenarkan, kini tidak relevan lagi istilah musisi lokal dan musisi nasional.

Karena semua musisi dapat memperdengarkan karyanya hingga ke tempat jauh sekali pun ia tidak berada di kota besar yang dekat pusat informasi.

Begitu pun pendengar, dapat mendengar berbagai karya dari belahan daerah mana saja tanpa perlu datang langsung ke tempat si musisi.

Baca juga: Profil Universitas Terbuka Mataram, Pelopor Perkuliahan Online di Nusa Tenggara Barat

"Ada pendengar Mela yang dari Bandung, bahkan ada juga yang dari Malaysia," katanya.

Dalam perjalanan karirnya hingga berada di titik sekarang, Mela pun kian dikenal banyak orang.

Tidak jarang, orang-orang sering mengajaknya berfoto ketika ia kebetulan terlihat di tempat-tempat umum.

Dalam waktu dekat, mahasiswi STAH tersebut mengaku belum berencana untuk membuat album baru.

Meski demikian, ia masih sering manggung di berbagai acara lokal di Lombok, seraya melakukan latihan rutin di sela-sela aktivitasnya menjadi mahasiswi.

"Musik bagi Mela itu seperti pintu ke mana saja," kata Mela, disambung ceritanya berkeliling Lombok, Indonesia, hingga India melakukan kegiatan bermusiknya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved