Konflik Rusia vs Ukraina
Paus Fransiskus Terpaksa Ambil Langkah Tak Lazim karena Prihatin atas Konflik Rusia Ukraina
Langkah ini belum pernah terjadi sebelumnya. Pemimpin Gereja Katolik Roma itu menghabiskan lebih dari setengah jam di kedutaan Rusia.
"Perhatian khusus pada Kiev, kita tidak boleh kehilangan ibu kota," kata Presiden Ukraina tersebut.
"Saya beralih ke para pembela kami, pria dan wanita, di semua lini: malam ini musuh akan menggunakan semua kekuatan yang dimilikinya untuk menghancurkan pertahanan kami dengan cara yang berbahaya, kasar, dan tidak manusiawi."
"Malam ini mereka akan mencoba menyerbu (ibu kota)," tambahnya.
Presiden Zelensky yang sebelumnya menyerukan tanggapan lebih kuat dari Barat mengatakan, dia sudah berbicara dengan para pemimpin termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Presiden AS Joe Biden.
"Kami telah menyepakati lebih banyak bantuan, lebih banyak dukungan, dukungan signifikan untuk negara kami," katanya.
Warga sipil Ukraina yang bersiap menghadapi pasukan Rusia bersenjata lengkap, mengumpulkan senapan serbu dan didesak oleh Kementerian Pertahanan Ukraina untuk membuat bom Molotov dan menetralisir musuh.
"Saya baru kali pertama memegang senjata kemarin," kata Roman Bondertsev instruktur paralayang yang menjadi pejuang sukarelawan.
"Kami akan mencoba yang terbaik."
Di pusat kota Kiev, wartawan AFP mendengar ledakan keras pada Sabtu pagi.
"Pertempuran sengit berlanjut," menurut unggahan Layanan Komunikasi Khusus Negara Ukraina di akun Telegramnya sekitar pukul 03.30 GMT.
Simak berita konflik Rusia vs Ukraina
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Dobrak Protokol Diplomatik, Paus Fransiskus Datangi Kedutaan Rusia Bahas Soal Ukraina