Kunjungi Lombok, Ini Sosok Jenderal Dudung, Dulu Jual Kue Keliling dan Loper Koran, Kini Jadi Kasad
Selesai mengantar koran sekitar pukul 08.00, Dudung mesti membantu ibunya menjajakan kue Klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat
TRIBUNLOMBOK.COM – Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Lombok sejak Senin (21/2/2022).
Jenderal bintang empat ini menjadi warga kehormatan Suku Sasak dengan gelar Prawireng Jayeng Bhuwana.
Mantan Pangkostrad ini juga melakukan penanaman pohon di Kawasan Mandalika, Lombok Tengah, yakni Pohon Mangrove di Desa Mertak dan Pohon Pule di Bukit 360 Sirkuit Mandalika.
Sekaligus menjajal lintasan Sirkuit Mandalika yang akan menggelar seri kedua MotoGP kalender balap 2022 pada 18-20 Maret 2022 nanti.
Jenderal Dudung juga memantau vaksinasi di Pondok Pesantren Al-Islahuddiny Kediri, Lombok Barat.
Dilanjutkan dengan penanaman pohon jenis Pule di bukit 360 Sirkuit Mandalika.
Baca juga: Jenderal Dudung Abdurachman Disambut Tabuhan Gendang Beleq Saat Tiba di Kediaman Ketua Adat Sasak
Baca juga: Agenda Jenderal Dudung di Lombok: Terima Gelar Adat Sasak, Tanam Pohon Lalu Jajal Sirkuit Mandalika
Baca juga: Begini Tanda Cinta ala Korea Kasad Jenderal Dudung Saat Pantau Vaksinasi di Lombok Barat
Berikut ini profil dan sosok Jenderal Dudung seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/2/2022).
Jenderal Dudung menjadi Kasad menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi panglima TNI.
Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965 ini merupakan lulusan Akmil 1988.
Sebelum dipercaya menjadi Kasad, Dudung lebih dulu mengemban posisi Pangkostrad dari sebelumnya sebagai Pangdam Jaya.
Saat menjabat Pangdam Jaya ini, nama Dudung dengan cepat melambung dan menjadi buah bibir masyarakat.
Hal itu tak lepas dari aksi dan perintahnya kepada anak buahnya untuk mencopoti baliho Habib Rizieq Shihab pada September 2020.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan seusai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Dudung tercatat pernah mengisi jabatan strategis lainnya.
Pada 2018-2020, Dudung menjabat Gubernur Akmil.
Ia juga pernah menjabat Wakil Asisten Teritorial KSAD dan Staf Khusus KSAD.
Di balik karir cemerlangnya, Dudung rupanya memiliki pengalaman hidup yang tidak mudah.
Dari loper koran hingga berjualan kue.
Begini kisah perjuangan hidup yang melatarbelakangi keputusan Dudung menjadi tentara.
Semua itu diawali ketika Dudung masih menapaki usia remaja.
Saat itu, Dudung harus membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Sebab, Ayahnya meninggal dunia saat Dudung masih SMP pada 1981.
Anak keenam dari delapan bersaudara itu harus membantu ibunya mencari uang.
Dengan mengayuh sepeda, ia mengantar koran ke rumah para pelanggan sejak pukul 4 pagi.

"Sepeninggal bapak saya, ibu saya ini kan ya secara ekonomi ya namanya janda pensiunan PNS. Akhirnya untuk menopang kehidupan itu saya jualan koran, saya nganter koran, loper koran," ucap Dudung, dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam video BEGINU S2 EPS6: Dudung Abdurachman, Loper Koran dan Keberanian Bersikap Jenderal TNI.
Selesai mengantar koran sekitar pukul 08.00, Dudung mesti membantu ibunya menjajakan kue Klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.
Dudung muda sengaja memilih sekolah di siang hari supaya ia bisa membantu ibunya.
Lantaran hampir setiap hari mengantar kue, Dudung akhirnya dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu.
Ia kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan.
Namun, suatu hari, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Dudung.
Mendapati Dudung yang menyelonong masuk tanpa melapor, penjaga itu geram.
Ditendanglah kue-kue yang dibawa Dudung hingga berhamburan.

Peristiwa itu yang menjadi titik tolak karir perjalanan Dudung di dunia militer.
Saat itulah, muncul keinginan Dudung untuk menjadi perwira tinggi.
"Ditendanglah kue itu, ada 50 biji, menggelundung. Di situ saya bilang, awas nanti saya jadi perwira. Di situ saya bangkit pengin jadi tentara. Awalnya di situ, padahal dulu cita-cita saya pengin kuliah," kata Dudung sambil tertawa.
"Di situ saya berpikir, ini orang jangan semena-mena sama rakyat kecil. Itu enggak boleh," tuturnya.
Tekad Dudung ternyata tak sia-sia.
Ia berhasil masuk Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.
Tiga tahun kemudian ia lulus dengan pangkat Letnan Dua.
Bahkan, kini ia menjadi orang nomor satu di matra darat angkatan bersenjata Indonesia.
(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Profil Letjen Dudung Abdurahman, Sang Loper Koran Kini Jadi KSAD