Ingin Bau Nyale? Siapkan Alat-alat Ini Agar Hasil yang Didapatkan Melimpah Ruah
Tradisi bau nyale menjadi gelaran yang wajib dilakukan oleh masyarakat suku Sasak Lombok setiap tahunnya.
Penulis: Sinto | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Tradisi bau nyale menjadi gelaran yang wajib dilakukan oleh masyarakat suku Sasak Lombok setiap tahunnya.
Ribuan masyarakat suku Sasak Lombok akan turun tumpah ruah ke Pantai di Kawasan Mandalika, Lombok untuk menangkap cacing laut yang terkenal dengan rasa gurihnya.
Tradisi bau nyale ini merupakan tradisi turun temurun nenek moyang masyarakat suku Sasak Lombok sejak zaman dahulu kala.
Baca juga: Tradisi Bau Nyale di Lombok Timur Berlangsung Ricuh, 5 Pemuda Terluka
Baca juga: Ini Rangkaian Acara Puncak Bau Nyale 2022, dari Peresean Hingga Bepaosan
Mereka percaya jika Nyale yang keluar dari celah-celah bebatuan tersebut merupakan jelmaan dari Puteri Mandalika.
Puteri Raja Pulau Lombok yang sangat terkenal akan kecantikannya.
Banyak pangeran di Pulau Lombok yang kemudian berperang satu sama lain untuk mempersunting Puteri Mandalika sebagai istrinya.
Untuk meredam terjadinya kekacauan Puteri Mandalika akhirnya terjun ke Sekitar Pantai Seger.
Masyarakat suku Sasak Lombok percaya jika Nyale yang selama ini Keluar adalah jelmaan dari Puteri tersebut.
Dalam istilah suku Sasak bau berarti menangkap sedangkan Nyale berarti cacing laut.
Oleh karenanya bau nyale merupakan aktivitas menangkap cacing laut yang dilakukan masyarakat suku Sasak Lombok pada malam dini hari.
Mereka mulai turun ke laut pada pukul 03.30 WITA dan akan kembali ke daratan ketika matahari terbit dari arah timur.
Acara puncak bau nyale tahun ini digelar pada tanggal 20-21 Februari 2022.
Penentuan bau nyale ini didasarkan pada Sangkep Warige atau musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat suku Sasak untuk menentukan tanggal bau nyale.
Pada Sangkep Warige ini biasanya dihadiri oleh para tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan berbagai pihak yang berkepentingan lainnya termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah (Disbudpar) selaku penyelenggara festival bau nyale.
Sebelum masyarakat terjun ke laut biasanya mereka sudah mempersiapkan berbagai alat yang digunakan untuk bau nyale.
Berbagai alat tersebut ada yang mereka buat sendiri ada juga yang mereka beli.
Beberapa jenis alat yang mereka bawa saat bau nyale diantaranya sebagai berikut:
1. Sorok
Sorok/carok/jaring kecil menjadi alat yang wajib dibawa saat acara bau nyale.
Nyale-nyale yang keluar akan sangat mudah ditangkap jika menggunakan sorok tersebut.
Setiap nyale yang keluar langsung disambar menggunakan sorok.
Setelah Nyale tertangkap selanjutnya kemudian ditaruh kedalam wadah.
Sorok yang digunakan oleh masyarakat suku Sasak Lombok biasanya bentuknya bermacam-macam.
Ada yang berukuran besar hingga berukuran kecil.
Biasanya sorok ukuran tersebut dijual di pasar dengan harga mulai dari Rp 10-15 ribu.
Namun tidak sedikit pula masyarakat yang membuat sorok sendiri dengan bahan yang terdapat disekelilingnya.
Tak sedikit pula masyarakat yang memakai sorok tahun yang lalu karena biasanya masih utuh.
2. Wadah.
Berbagai wadah bisa dipakai untuk menampung nyale hasil tangkapan.
Masyarakat suku Sasak Lombok biasanya memakai wadah seperti ember kecil, panci, bak, botol, dan berbagai alat lainnya yang bisa dipakai untuk menampung nyale.
Biasanya warga yang memakai sampan, mereka akan menggunakan bak besar karena hasil tangkapannya juga akan lebih banyak.
Sementara itu warga yang turun langsung ke laut biasanya hanya membawa ember kecil atau panci.
3. Senter
Alat ini juga wajib dibawa saat mau menangkap cacing laut.
Hal ini karena bau nyale dilaksanakan pada pada dini hari menjelang subuh.
Tentu suasananya masih sangat gelap.
Dengan keberadaan lampu maka menangkap nyale akan menjadi lebih mudah.
Biasanya masyarakat suku Sasak yang tidak membawa lampu, mereka akan nebeng ke saudara atau temannya.
Senter yang paling baik digunakan adalah senter yang bisa diikat dikepala sehingga bau nyale akan lebih maksimal dan hasil tangkapan akan lebih banyak.
Sepatu. Sepatu juga menjadi komponen yang wajib dibawa saat bau nyale.
Hal ini karena didasar pantai biasanya terdapat banyak duri babi laut sehingga itu akan sangat menyakiti kaki jika tertusuk.
Duri-duri babi laut tersebut biasanya berada dicelah-celah bebatuan.
Bahkan kadang-kadang disekitar duri hewan-hewan laut tersebut keluar nyale.
Selain itu dengan adanya sepatu juga dapat melindungi para penangkap nyale dari batuan karang yang tajam.
Itulah empat alat dan bahan yang wajib dipersiapkan saat mau menangkap nyale.
Selain alat dan bahan yang memadai, penangkap nyale juga harus mempersiapkan fisik yang kuat.
Hal ini karena arus ombak laut yang kadang-kadang juga cukup besar.
(*)