MotoGP Mandalika 2022
Idamkan Pos Nyaman, Pengamanan MotoGP Mandalika Ditargetkan Maksimal
Kapolda NTB, Irjen Pol Djoko Poerwanto menyebut Tim kemananan MotoGP harus memiliki pos pengamanan yang nyaman
Penulis: Laelatunniam | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tim kemananan MotoGP harus memiliki pos pengamanan yang nyaman.
Ini disampaikan oleh Kapolda NTB, Irjen Pol Djoko Poerwanto dalam rapat koordinasi manajemen rekayasa lalu lintas dan moda transportasi dalam rangka event MotoGP, Senin (14/2/2022)
"Yang tidak boleh kita remehkan adalah pos pengamanan yang ditempatkan di lapangan, bagaimana kita memaksimalkan pengamanan apabila pos pengamanan tidak nyaman," jelas Djoko.
Disampaikan bahwa tim pengamanan harus terjamin dari sisi kesehatan.
Baca juga: Klarifikasi ITDC Soal Klaim Lahan Oleh Warga di Kawasan Sirkuit Mandalika
Setiap hari saat pelaksanaan motoGP harus menjalani swab antigen.
Swab antigen setiap hari ini ditujukan untuk memastikan tim penagamanan dalam kondisi yang sehat dan prima.
Pasalnya tim pengamanan harus mengamankan penonton MotoGP yang berjumlah sekitar 100.000 penonton dan juga official yang jumlahnya lebih dari 2.000 orang.
Selain itu, ada tim pengamanan dari Polda NTB diluar dari personel pengamanan akan berkeliling ke setiap pos mengecek beberapa personil tentang swab antigen tersebut.
Baca juga: Estimasi Penonton 100 Ribu, Ini Persiapan yang Harus Dimatangkan Menjelang MotoGP Mandalika 2022
Apabila ada personel pengamanan yang positif atau reaktif covid, nantinya akan dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Ini juga tidak kalah penting, kalau nanti saat pelaksanaan cuacanya hujan, maka diperhatikan tim pengamaan harus menggunakan jas hujan yang disediakan, jas hujan yang tidak mudah tembus air" imbau Kapolda NTB.
Tim pengamanan harus dalam kondisi yang prima supaya pengamanan dapat berjalan maksimal sesuai harapan.
"Yang paling penting adalah kita tetap komunikasi terbuka, dua arah dan saling melengkapi."
"Dalam artian kita terintegrasi, kita tidak mungkin sendiri-sendiri bekerja. Yang pertama kita harus samakan persepsi kita dalam sistem pengamanan ini, karena yang akan kita amankan 100.000 penonton," pungkas Djoko Poerwanto.
(*)