Lombok Utara Siap Hadapi Event MotoGP Mandalika, Kadis Pariwisata KLU Ungkap Persoalan Aksesibilitas
Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara (KLU), nyatakan siap hadapi event MotoGP Mandalika 2022
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA – Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara (KLU), nyatakan siap hadapi event MotoGP Mandalika 2022.
Kepala Dinas Pariwisata KLU, Ainal Yakin, menyebut pihaknya telah berkordinasi dengan berbagai stakeholder untuk mengawasi perkembangan lonjakan pengunjung yang akan datang.
Sampai sejauh ini, jelasnya, persentase pemesanan penginapan di KLU telah capai 90%.
“Kita punya dua wilayah penginapan, di darat dan di pulau (gili), tapi masih ada persoalan,” akunya.
Baca juga: Rian Ceritakan Saat Konternya Dikunjungi Pembalap MotoGP Quartararo, Harap Marc Marquez Juga Datang
Melanjutkan keterangannya, saat ini terdapat 300 hotel yang masih aktif beroperasi di KLU dari yang sebelumnya, baik setelah gempa hingga memasuki masa pandemi, berjumlah 700.
Ditambah 5000 total kamar di Gili Tramena (Trawangan, Meno, dan Air).
“Kita memang harus pastikan hotel-hotel ini ready jelang MotoGP, tapi untuk membangkitkan yang masih tidak beroperasi butuh biaya ratusan juta,” katanya.
Angka ratusan juta tersebut, akui Ainal, didapatkan menurut cerita yang diperolehnya dari para pelaku usaha penginapan, terutama yang berada di Gili Tramena.
Baca juga: Marc Marquez Menikmati Sunset di Bukit Seger Mandalika, Bagini Reaksi Juara MotoGP Ini
Ia berpendapat KLU berusaha keras untuk memudahkan akses akomodasi dari para pengunjung yang akan datang.
Ainal memberi perumpaan dengan contoh seribu pengunjung yang akan datang ke KLU, dan bagaimana kesulitannya nanti mengakomodir keberadaan mereka hingga sampai di penginapan maupun mendapatkan aksesibilitas ke tempat-tempat wisata.
“Untuk ke gili saja, tidak boleh melakukan penyebarangan malam, sementara kegiatan di Mandalika baru selesai sore. Nah, seandainya mereka berangkat dari Lombok Tengah di waktu tersebut dengan niat menyeberang ke gili, bisa dibayangkan kan ya?” katanya.
Diketahui, kebijakan penyeberangan merupakan otoritas dari Syahbandar di bawah wewenang Kementerian Perhubungan.
Menyambung analisisnya, Ainal memberikan gambaran lain dengan menyebutkan jumlah cidomo yang ada di Gili Trawangan sebanyak kurang lebih 50-60 cidomo.
“Katakanlah seribu orang datang ke gili, pasti akan sibuk sekali cidomo-cidomo itu,” tandasnya.