Sedjiwa, Cafe yang Tawarkan Pemandangan Sawah dan Pegunungan dengan Menu Makanan Rumahan

Ibu dua anak itu memberitahu, arti Sedjiwa dari nama cafenya mengandung harapan yang disampaikannya kepada pelanggan.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Irsan Yamananda
Doc. Tribunlombok.com/Robbyan Abel Ramdhon
Para barista Sedjiwa layani pelanggan yang hendak memesan menu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA – Menikmati pemandangan sawah dan pegunungan sembari menikmati kopi, menjadi daya tarik utama yang ditawarkan cafe Sedjiwa pada pelanggannya, di Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Ditemui Tribunlombok.com, Selasa (8/2/2022), Eva bercerita, ia bersama suaminya memulai bisnis cafe sejak 2019, setahun setelah terjadinya gempa Lombok.

Sebelumnya mereka memiliki bisnis serupa di daerah pariwisata Gili Air, Lomb Utara.

Namun karena pengunjung kian berkurang dapat ke tempat tersebut, Eva akhirnya memutuskan untuk membuka peluang baru di Lombok Utara.

“Karena lagi tren kan coffee shop, tapi di KLU belum ada, saya lihat itu sebagai peluang,” ungkapnya.

Ibu dua anak itu memberitahu, arti Sedjiwa dari nama cafenya mengandung harapan yang disampaikannya kepada pelanggan.

Baca juga: Cafe Bawah Langit Sandik, Sediakan Pemandangan Berkelas dengan Harga Menu Terjangkau

Baca juga: Bukit Kayangan Wisata Baru di Atas Pelabuhan Kayangan, Pemandangan Puncak Rinjani hingga Area Kemah

Bagian belakang bangunan cafe Sedjiwa, menghadap sawah.
Bagian belakang bangunan cafe Sedjiwa, menghadap sawah. (Doc. Tribunlombok.com/Robbyan Abel Ramdhon)

“Harapannya supaya pelanggan bisa sehati dengan kopinya. Sejiwa kan juga berarti sehati,” katanya.

Ia mengaku, keberadaan cafenya disambut baik oleh masyarakat setempat yang menjadi segmen utamanya di bisnis ini.

Kendati demikian, pelanggan-pelanggan yang berasal dari daerah setempat tidak melulu datang tiap hari.

“Kebanyakan dari Mataram datang ke sini, atau yang dari Gili, yang dari sini juga banyak sih, tapi tidak setiap hari,” tandasnya.

Bagian depan bangunan cafe Sedjiwa.
Bagian depan bangunan cafe Sedjiwa. (Doc. Tribunlombok.com/Robbyan Abel Ramdhon)

Mengamati karakter konsumennya di sana menjadi faktor utama yang membuat Eva memasang harga menu yang terjangkau.

“Harga murah menyesuaikan pasar supaya anak muda datang,” akuinya.

Adapun harga menunya berkisar di antara Rp15 ribu hingga Rp25 ribu baik untuk kopi dan makanan.

Berbagai daftar menu makanan dan minuman (kecuali kopi) ditentukan oleh Eva sendiri, dan dia juga yang melatih karyawannya untuk membuat semua itu.

“Semua menu saya yang pikirkan, riset dulu. Kebetulan saya juga bisa membuatnya. Makanan rumahan gitulah,” jelasnya.

 “Saya rekomendasikan ikan masak kuning dan gado-gado,” tuturnya. 

Menurut penjelasan Eva, Sedjiwa mengangkat konsep tradisional untuk bangunan cafenya, begitu pula menu-menu yang lain.

“Suami saya suka seni, makanya konsepnya seperti Joglo Jawa, makanannya juga tidak modern, yang tradisional. Walaupun ada satu-dua yang modern seperti pizza dan burger,” lanjutnya.

Bagian dalam cafe Sedjiwa.
Bagian dalam cafe Sedjiwa. (Doc. Tribunlombok.com/Robbyan Abel Ramdhon)

Baca juga: Menikmati Pemandangan Sirkuit Mandalika Sambil Berkuda dari Bukit Seger Lombok Tengah

Saat ini, meski terbilang jauh dari keramaian, cafe yang berjarak satu jam setengah dari pusat Kota Mataram itu bisa mendulang omzet hingga Rp1,5 juta per hari dengan waktu buka pukul 9 pagi hingga 10 malam.

Eva mengaku sempat khawatir cafenya terdampak pandemi covid-19 yang belum kunjung reda.

Namun kekhawatiran tersebut segera mereda setelah banyak dari pelanggan dari luar KLU memberikan dukungan dan rajin berkunjung setiap akhir pekan.

“Sering juga itu pelanggan kita yang dulu di Gili Air, bule, selalu ke sini nyari kopi,” kisahnya.

Menyadari lokasi cafenya yang jauh, dengan memanfaatkan media sosial pula, Eva tetap berusaha memberitahu publik mengenai keberadaan bisnis yang dibangunnya di atas lahan sendiri seluas sekitar 5 are itu.

“Kita harus siap untuk bersaing, keadaan turun dan lainnya, kita harus siap,” ucapnya.

Melanjutkan, ia sampaikan, “Untuk pebisnis baru, harus berani mencoba,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved