Wisata Lombok

4 Fakta Kawasan Wisata Suranadi, Sentra Kuliner Sate Bulayak Hingga Aksi Usil Monyet Curi Makanan

Kawasan Taman Wisata Alam Suranadi, Kecamatan Narmada, Lombok Barat merupakan wilayah dengan mayoritas hutan yang masih terjaga keasriannya

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Pengunjung Taman Wisata Alam Suranadi, Narmada, Lombok Barat berswafoto di taman mini area dalam kawasan hutan, Selasa (1/2/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT  – Kawasan Taman Wisata Alam Suranadi, Kecamatan Narmada, Lombok Barat merupakan wilayah dengan mayoritas hutan yang masih terjaga keasriannya.

Kawasan wisata di Lombok Barat ini juga menjadi sentra kuliner khas Lombok, yakni Sate Bulayak, hingga tempat hidupnya satwa seperti monyet, dan beragam jenis burung.

Berikut adalah fakta-fakta kawasan wisata Suranadi atau yang sering juga disebut Taman Suranadi atau Pura Suranadi yang dirangkum Tribunlombok.com:

1. Hutan yang Masih Terjaga

Di kawasan wisata Suranadi, terdapat wilayah hutan lindung yang bernama Taman Wisata Alam Suranadi.

Dikelola negara sejak 15 Oktober 1976 dengan luas 52 hektare dengan SK Mentan No.464/Kpts/Um/10/76.

Hutan itu dipagari dengan bagian dalam kehidupan alamnya yang masih terjaga.

Terletak 17 kilometer di Timur Kota Mataram, Kawasan Wisata Suranadi dengan jarah tempuh 1 jam berkendara sepeda motor.

Baca juga: 4 Rekomendasi Wisata di Lombok Barat, dari Pantai Hingga Hutan

Baca juga: Pemda Lombok Barat Menyiapkan Sejumlah Event Wisata Menjelang MotoGP Mandalika

Terdapat ratusan jenis pohon di Taman Wisata Alam Suranadi.

Beberapa di antaranya Beringin, Garu, Kemiri, dan Pulai.

Adapun harga tiket yang perlu dibayar untuk masuk ke kawasan wisata alam Suranadi yakni sebesar Rp5 ribu, kemudian ongkos parkir juga dengan harga yang sama.

2. Didominasi Kera Abu

Mariniati (35) seorang pedagang Sate Bulayak di kawasan wisata Suranadi bercerita, pedagang setempat sering menjadi bulan-bulanan kera.

Mereka bergelantungan mula-mula dari pohon, kemudian ke kanopi pertokoan untuk mencuri berbagai makanan yang dijual pedagang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved