MXGP Samota 2022

Terkait MXGP Sumbawa, Begini Pendapat Warga Moyo Utara

Warga Moyo Utara belum benar-benar mengerti terkait gagasan MXGP Sumbawa dan dampaknya bagi penghidupan masyarakat.

Penulis: Galan Rezki Waskita | Editor: Salma Fenty
Tribunlombok.com,Galan Rezki Waskita)
Masitah dan Khairuddin, Warga Moyo Utara saat ditemui di ujung Jalan Samota 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Galan Rezki Waskita

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA – Sikapi rencana MXGP Sumbawa, Warga Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa berikan pendapatnya.

Warga Moyo Utara adalah satu diantara wilayah terdekat dengan lokasi MXGP Sumbawa.

Ditemui Tribunlombok.com, Masitah seorang nelayan warga Dusun Penyaring B beranggapan pikiran masyarakat Moyo Utara terlihat masih seimbang.

Baca juga: Review Hotel Grand Samota, 30 Kamar Spesial untuk MXGP Sumbawa

Baca juga: Sambut Tamu MXGP Sumbawa, Hotel Grand Samota Siapkan Pelayanan Bernuansa Budaya Lokal

Menurutnya, ada orang yang ditemui dengan euvoria yang tinggi terkait wacana tersebut.

Namun di sisi lain, banyak pula yang belum memiliki pandangan terkait hal tersebut.

“Maklum kami ini orang desa, masih awam dengan hal-hal semacam itu,” katanya saat ditemui di ujung Jalan Samota , Sabtu, (29/1/2022).

Begitu pula dengan Khairuddin warga Desa Baru Tahan yang dijumpai Tribunlombok.com.

Ia bahkan mengaku belum mengetahui kepastian Wacana MXGP Sumbawa.

Terkait tawaran Homestay berbasis desa yang diharapkan pemerintah, keduanya juga belum bisa memberikan jawaban.

Pasalnya, keduanya beranggapan bahwa rumahnya kecil dan tidak layak.

Cuma ada satu jalur air bersih dan kamar mandi.

Sekalipun diberikan bantuan untuk memenuhi standar yang dibutuhkan, mereka juga merasa masih butuh berfikir panjang.

Masita mengatakan kalau jumlah orang di rumahnya saat ini menjadi salah satu pertimangan berat.

Terlebih, baik Masitah maupun Khairuddin, mereka merasa perlu mendengarkan pendapat orang lain terlebih dahulu sebelum turut memberikan keputusan.

Kembali ke Masita, secara pribadi ia berencana untuk membuka lapak dagangan makanan bersama saudaranya.

“Tapi ya gimana, kita juga tidak punya tempat,” ucapnya sambil tersenyum.

Berbeda dengan Masitah, Khairuddin justru belum punya gambaran sama sekali terkait hal tersebut. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved