Wisata di NTB
Ketak Nusantara, Kerajinan Lombok yang Melanggang ke Jepang, Produknya Diborong Presiden Jokowi
Pemasarannya sudah menyentuh pasar internasional membuat kerajinan Ketak membuka peluang lapangan pekerjaan
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
Meski secara strategi pemasaran berbeda, Dian tetap memohon pertimbangan orang tuanya.
Khususnya pada wilayah teknis pembuatan Ketak.
“Pemilihan ketak yang bagus, cara-cara penganyaman yang efektif, semua saya pelajari dari mereka,” beber Dian.
Dian juga kerap menitipkan produknya saat Mawar Ketak mengikuti pameran.
Bahkan jika Ketak Nusantara kehabisan cadangan karya, Dian tidak segan akan mengambil dari Mawar Ketak.
“Saling melengkapi. Saya online, bapak mamak offline,” tambahnya.
Pandemi Covid-19 membuat orangtuanya mundur teratur dari bisnis kerajian Ketak.
Anak pertama dari dua bersaudara ini tampil pasang badan memimpin Ketak Nusantara dan Mawar Ketak.
“Sekarang saya mengurusi keduanya," kata Dian.
Dian menganggap media sosial sebagai keniscayaan pada konsep pemasaran produk hasil kerajinan UMKM.
Menurutnya, UMKM belum banyak menyentuh media sosial untuk strategi pemasaran.
“Karena pelaku UMKM tidak banyak anak mudanya, jadi mereka masih bergantung dengan pameran-pameran,” urai Dian.
Di sisi lain, pameran makin jarang digelar di masa pandemi Covid-19 ini.
Maka, kata Dian, media sosial sebagai jembatan menuju pasar internasional, selain pasar nasional.
Dia punya pengalaman mengekspor kerajinannya.