Nelayan Kecil di NTB Sulit Akses BBM Bersubsidi, Koalisi Dorong Pemerintah Dekatkan Pelayanan

Subsidi BBM jenis solar yang disalurkan pemerintah untuk Provinsi NTB tidak dinikmati sebagian nelayan.

Penulis: Sirtupillaili | Editor: Salma Fenty
TribunLombok.com/Sirtupillaili
NELAYAN: Salah seorang nelayan di Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur hendak menyandarkan perahunya usai pulang melaut, Minggu (9/1/2022). Nelayan-nelayan kecil ini kesulitan mengakses BBM bersubsidi.   

Membangun 3 SPBN untuk afirmasi dan mendekatkan titik akses BBM bagi nelayan kecil di tiga titik, yaitu di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur dan 2 titik di Lombok Utara, yaitu Kecamatan Pemenang dan Kecamatan Kayangan.  

Jumlah Nelayan NTB Meningkat

Pemulihan sektor perikanan di masa pandemi Covid-19 menurutnya sangat penting.

Dia optimis, sektor kelautan dan perikanan mampu menjadi tulang punggung ekonomi Provinsi NTB dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pesisir, khususnya selama pandemi Covid-19.

Ramli membeberkan, berdasarkan data, jumlah nelayan di Provinsi NTB dalam kurun waktu 2019 hingga 2020 meningkat cukup signifikan.

Naik dari 64,223 jiwa pada tahun 2019 menjadi 75,495 jiwa pada tahun 2020.

Nelayan-nelayan ini terkonsentrasi di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bima 24 persen, Lombok Timur 21 persen, dan Sumbawa 19 persen.

Peningkatan ini disebabkan peralihan pekerja di sektor non-primer yang terdampak selama pandemi Covid-19.

”Sekitar 93 persen nelayan NTB merupakan nelayan penuh, tanpa alternatif sumber penghasilan lainnya. Selebihnya merangkap sebagai pembudidaya udang, lobster dan ikan,” kata Ramli.

Pelaku usaha perikanan tangkap di NTB didominasi nelayan kecil dan tradisional, yang memiliki armada tangkap ukuran di bawah 5 GT sekitar 66 persen.

Perahu tanpa motor 5,7 persen dan nelayan tanpa perahu 3,2 persen yang memadati dan melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan 0-12 mil.

Wilayah penangkapan nelayan NTB sebagian besar di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI) 573, atau perairan selatan Nusa Tenggara.

Kemudian WPP NRI 713 yang mencakup perairan Laut Flores dan Laut Bali.

”Dengan armada ukuran kecil, nelayan di NTB sebagian besar hanya mampu beroperasi di perairan pantai yang dipadati oleh nelayan kecil,” kataya.

Bahkan wilayah fishing ground nelayan tradisional semakin terbatas karena dimanfaatkan untuk budi daya oleh korporasi maupun kegiatan pariwisata.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved