Bapak di Lombok Barat yang Setubuhi Anak Kandung Kini Jadi Tersangka, Mulai Huni Sel Penjara

Polresta Mataram menetapkan IS (37) sebagai tersangka persetubuhan anak kandung yang masih berusia 15 tahun.

Kolase Tribun-Video.com
Ilustrasi pemerkosaan 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Wahyu Widiyantoro

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Polresta Mataram menetapkan IS (37) sebagai tersangka persetubuhan anak kandung yang masih berusia 15 tahun.

Penyidik menerapkan Undang-undang Perlindungan Anak untuk menjerat warga asal Kecamatan Narmada, Lombok Barat tersebut.

Tersangka IS yang bekerja sebagai buruh bangunan ini diamankan polisi pada Jumat (24/12/2021).

Pada hari itu dia kedapatan baru selesai menyetubuhi anaknya di kamar.

"Yang bersangkutan sudah jadi tersangka," kata Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa Selasa (28/12/2021).

Kadek Adi menjelaskan, IS dikenai Pasal 82 ayat (1) Juncto Pasal 76E UU RI No35/2014 tentang Perubahan atas UU RI No23/2002 tentang Perlindungan Anak.

Baca juga: Gang Rumah Ditutup Tetangga, Satu Keluarga di Mataram Terisolir Bak Hidup di Penjara

Pasal tersebut mengatur sanksi pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun.

Kemudian ancaman pidana denda maksimal Rp15 miliar.

Berkat status pidananya, IS kemudian dimasukkan ke dalam sel Rutan Polresta Mataram.

"Tersangka sudah kita tahan," sebut Kadek Adi.

Tersangka IS tinggal serumah dengan korban yang merupakan putri pertamanya.

Perbuatan bejat IS kepada anak kandungnya diduga sudah dilakukan sebanyak lima kali dalam rentang waktu 1,5 bulan.

Dugaan persetubuhan anak ini pertama kali disadari paman korban, Zakaria.

Baca juga: Pemuda Sumbawa Aniaya Pedagang Sayur Pakai Pisau karena Tak Diberi Rokok

Peristiwa persetubuhan ini membuat korban menangis keras yang turut didengar Zakaria.

tangisan korban yang masih berumur 15 tahun ini memancing kecurigaan.

Korban merupakan anak sulung pelaku dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan.

Ibu korban sedang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia di Malaysia.

Tersangka IS baru ditinggal pergi bekerja lebih kurang 1,5 bulan.

Persetubuhan diduga dilakukan sebanyak 5 kali sejak November 2021.

Dari hasil visum ditemukan indikasi kekerasan seksual.

Ditemukan luka lecet lama dan luka lecet baru pada kelamin korban.

Dari hasil penyelidikan, didapatkan keterangan bahwa perbuatan pelaku dilakukan dengan cara merayu korban.

Awalnya korban sedang tidur-tiduran. Kemudian bapak korban tiba-tiba masuk ke dalam kamar korban lalu menutup pintu.

Kemudian tersangka tidur di samping korban sambil memeluk korban.

Setelah itu tersangka membungkam mulut korban sambil mengancam akan membunuh korban bila teriak.

Baca juga: Jelang MotoGP Mandalika, 18 Desa Penyangga Dapat Perhatian Khusus Pemprov NTB

Tersangka IS lalu menyetubuhi korban hingga korban menangis.

Tersangka kembali membungkam mulut korban dan melontarkan lagi kalimat ancaman pembunuhan.

Usai menyetubuhi korban, pelaku lalu tidur-tiduran di kamar korban.

Sementara paman korban datang membuka pintu rumah untuk mencari tahu kejadian yang menyebabkan korban menangis.

Kemudian korban bertemu dengan pamannya dan bercertia.

Bahwa korban telah disetubuhi ayahnya.

Setelah bercerita ke pamannya, korban pergi menghampiri bibinya untuk bercerita.

Tak berselang lama, polisi datang menangkap tersangka.

Berita terkini di NTB lainnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved