Persiapan Jelang MotoGP Mandalika, 16 Ribu Kamar Penginapan di NTB Masih Kurang

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah menekankan, jumlah kamar hotel maupun homestay untuk pengunjung harus disiapkan secara matang.

Penulis: Sirtupillaili | Editor: Salma Fenty
TribunLombok.com/Sirtupillaili
PENGUNJUNG MANDALIKA: Buchori beserta keluarga, warga Jakarta foto-fotoan di depan Sirkuit Mandalika, Kamis (18/11/2021). Mereka datang ke Lombok khusus untuk menonton WorldSBK 2021. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Menjelang gelaran MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, kamar penginapan di NTB diperkirakan masih kurang untuk menampung seluruh tamu yang akan datang.

Ketersediaan hotel dan penginapan menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus disiasati.

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah menekankan, jumlah kamar hotel maupun homestay untuk pengunjung harus disiapkan secara matang.

Sebab jumlah penonton diperkirakan 10 kali lebih besar dari pengunjung WorldSBK.

Saat ini, kamar hotel dan homestay yang tersedia di NTB 16.000  kamar.  

Baca juga: Sirkuit Mandalika Tuan Rumah GT World Challenge Asia 2022, Dirut ITDC: Tunggu Pengumuman

Baca juga: Jaga Kawasan Mandalika, Korem 162/Wira Bhakti Usul Pembentukan Batalyon Mekanis dan Baterai Arhanud

”Khususnya di pulau Lombok, masih kurang, maka harus didorong penambahan homestay, penginapan alternatif dan lainnya,” kata Rohmi, saat menerima audiensi Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Krearif (Kemenparekraf) RI Fadjar Hutomo, Rabu (22/12/2021).

Dalam pertemuan itu, Rohmi menekankan, penyelenggaraan MotoGP juga menjadi momen bagi pelaku industri kreatif lokal untuk unjuk gigi.

Mereka harus bisa memanfaatkan momen tersebut untuk memperoleh manfaat sebaik-baiknya.

Karena itu, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pengusaha usaha perhotelan maupun restoran di NTB harus menjalin kerja sama kemitraan memasarkan produk unggulan.

“Hal yang paling penting, produk UMKM kita dapat terserap secara konkrit,” katanya.

Dia pun meminta produk UMKM memperhatikan kualitas maupun kuantitas produknya.

Baik dari segi ketersediaan bahan baku, intensitas dan kontinyunitas produk, serta perbaikan kemasan prodak.

Dikurasi melalui proses penyeleksian terhadap produk yang akan dipasarkan sesuai standar.

Proses kurasi, kata Rohmi, sangat penting bagi industri perhotelan dan restoran.

Sehingga produk UMKM layak dipasarkan atau digunakan di tempat tersebut.

”Apalagi potensi yang kita miliki di NTB cukup berlimpah. Untuk dikembangkan dan dimanfaatkan oleh UMKM,” ujar Rohmi, didampingi Kadis Pariwisata NTB Yusron Hadi.

Perhotelan juga membutuhkan bahan dan produk UMKM lokal untuk melngkapi kebutuhan hotel.

Seperti sabun, shampo, kopi, teh, dan bahan sembako untuk konsumsi harian pengunjung hotel.

Selain itu, Rohmi menekankan UMKM, industri perhotelan, dan jasa travel pariwisata lebih banyak mempersiapkan paket wisata.

Karena saat MotoGP pengunjung tidak hanya menonton MotoGP, namun membutuhkan atraksi dan hiburan.

”Ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi untuk memperhatikan paket wisata sebagai peluang ekonomi bagi masyarakat,” katanya.

Selain itu, dia menekankan selama penyelenggaraan event, penerapan Prokes  Covid-19 wajib diperhatikan. ”Karena pandemi belum berakhir,” katanya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved