Banjir Lombok
Duka Korban Banjir Lombok, 2 Kali Rumah Rusak Dihantam Bencana hingga Tak Ada Harta Tersisa
Murad (50), hanya bisa tersenyum kecut melihat rumahnya rata tertimbun tanah longsor di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Satu-satunya yang dia syukuri empat anggota keluarga yang tinggal di rumah itu selamat saat bencana longsor terjadi.
Sedangkan rumah beserta isinya hancur tertimbun tanah longsor.
Baca juga: Anggota DPR Terjebak Lumpur Korban Banjir Lombok, Rachmat: Saya Merasakan Kepedihan Rakyat
Kepasrahan terlihat di wajah Murad. Tak banyak yang bisa dilakukan.
Pria yang sehari-hari bekerja mencari gula aren di hutan ini tampak bingung.
Sebab rumah tersebut baru saja dibangun setelah sebelumnya rusak dihantam gempa tahun 2018 silam.
Kini, untuk kedua kalinya Murad dan keluarga harus menerima kenyataan rumahnya hancur diterjang bencana lagi.
Baca juga: Mensos Risma Siapkan Tenda Berstandar PBB bagi Korban Banjir Lombok
Agustus 2018 silam, rumah Murad dan warga Desa Kekait rusak diguncang gempa dahsyat 7.0 Skala Richter.
Belum hilang trauma akibat gempa itu, kini rumah tanah gempa (RTG) yang dibangun pemerintah hancur dihatam longsor.
”Kalau (ditanya) persaan saya, sudah tidak karuan,” katanya.
Murad berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali tempat tinggalnya.
Hal yang sama dialami Ula, penduduk Desa Kekait lainnya yang menjadi korban longsor. Rumah beserta isinya rusak digulung tanah longsor.
“Habis total tidak ada yang tersisa,” katanya.
Mereka saat ini sangat membutuhkan bantuan sandang, pangan, dan papan. Sebab semua harta benda mereka tertimbun bersama rumah yang ditelan longsor.
”Kebutuhan banyak sekali, dari bawah sampai atas semua di rumah. Sedangkan rumah sudah habis,” katanya.
”KTP, ijazah, semuanya di sana,” ujar mahasiswi salah satu perguruan tinggi ini.