Virus Corona

Pengalaman WNI Vaksin di AS, Tanpa Antre hingga Akui Habiskan Rp 300 Juta Tinggal 3 Bulan di AS

WNI pilih terbang ke AS untuk vaksin, tanpa antre dan bisa dilakukan di sejumlah tempat. Akui habiskan Rp 300 juta untuk tinggal 3 bulan di AS

Editor: wulanndari
DW
Perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengklaim kandidat vaksin covid 19 yang mereka uji 90 persen efektif bisa melawan virus corona. (DW) 

Pilihan untuk suntik vaksin di Amerika Serikat juga dilakukan oleh Suli Asifatami Razak, warga Indonesia lainnya.

Suli terbang ke Amerika dengan alasan hanya berkunjung. Tapi kini ia juga sudah memperoleh dua dosis vaksin Pfizer yang diperolehnya di sana.

Baca juga: CEK Status dan Sertifikat Vaksin Covid-19 di pedulilindungi.id, Download di Link Ini

Baca juga: Warganet di Lombok Unggah Komentar Ada Warga Meninggal setelah Vaksin, Polisi Langsung Turun Tangan

"Anak saya kuliah di sini. Kami memang sudah berencana mengunjungi mereka, dan di AS juga ada vaksin gratis. Jadi saya pikir, kenapa enggak sekalian saja," kata Suli kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

"Enggak ada yang salah kalau mau divaksinasi di luar negeri. Semuanya kembali ke pilihan masing-masing, menurut saya," katanya mengomentari anggapan vaksinasi di luar negeri adalah hak istimewa orang kaya.

"Bukan berarti kita tidak mau divaksinasi di Indonesia. Saya cuma mau yang terbaik untuk keluarga."

Sementara itu, kondisi sistem kesehatan Indonesia yang rapuh terus memburuk akibat varian Delta.

Pada Minggu (18/7/2021), Indonesia melaporkan 44.721 kasus baru dan 1.093 kematian akibat Covid-19.

Jumlah kematian sudah meningkat 10 kali sejak awal Juni, namun data nasional melaporkan jumlah yang jauh di bawah sebenarnya karena rendahnya tes dan lemahnya sistem pelacakan kontak.

Dari awal vaksinasi di Indonesia dimulai, pemerintah sangat bergantung pada vaksin Sinovac yang dibuat di China.

Vaksin tersebut diberikan untuk tenaga kesehatan, yang semakin banyak di antaranya terinfeksi Covid-19 kembali lalu meninggal dunia.

Penggunaan Sinovac telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa vaksin mencegah timbulnya gejala pada 51 persen orang yang divaksinasi.

"Pilihan saya Pfizer, tapi kita tidak tahu kapan bisa dapat vaksin ini di Indonesia dan pas juga ada kesempatan ke Amerika," kata Suli.

Setelah divaksinasi, kini Suli dan keluarganya berencana untuk kembali ke Indonesia dua minggu lagi.

Ia khawatir melihat situasi Indonesia yang kondisinya lebih parah dari India, dan telah menjadi episentrum virus corona di Asia.

"Pada akhirnya, Indonesia adalah negeri saya. Saya harus pulang dan menghadapi kenyataan. Vaksin hanyalah bentuk perlindungan lain. Yang paling penting adalah untuk terus menaati protokol kesehatan," katanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved