Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19 di NTB, Ruang ICU Rumah Sakit Diperbanyak

Setelah kasus Covid-19 varian delta muncul, Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan sejumlah langkah mengantisipasi lonjakan pasien.

Penulis: Sirtupillaili | Editor: Wulan Kurnia Putri
Dok. Herman Direktur RSUD NTB
dr Lalu Herman Mahaputra saat mendapat suntikan vaksin Covid-19 beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Setelah kasus Covid-19 varian delta muncul, Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan sejumlah langkah mengantisipasi lonjakan pasien.

Salah satunya dengan menambah ruang isolasi hingga unit perawatan intensif atau intensive care unit (ICU).
Termasuk memperketat warga luar masuk ke wilayah NTB.

Direktur RSUD Provinsi NTB dr Lalu Herman Mahaputra mengatakan, pemerintah telah menyiapkan tiga hotel untuk ruang isolasi pasien tanpa gejala.

Diantaranya Hotel Jayakarta, Killa Senggigi, dan Hotel Holiday di Lombok Barat.

Juga menyiapkan ruangan isolasi tambahan di RS Metro Medika.

Di samping itu juga sudah ada RS Darurat Covid-19 di Asrama Haji NTB dan Wisma Tambora NTB.

”Wisma Tambora juga masih kosong, saya juga siapkan RS Metro Medika bisa kita upgrade menjadi 80 tempat tidur,” katanya, usai keterangan pers, di kantor Gubernur NTB, Jumat (9/7/2021).

Dia memastikan, kasus Covid-19 di NTB saat ini masih bisa dikendalikan.

Sehingga masyarakat tidak perlu terlalu panik menghadapi situasi ini.

”Yang sulit itu nanti menyiapkan ruang ICU isolasi,” katanya.

Ruang ICU dibutuhkan bagi pasien dalam kondisinya parah karena sulit bernapas.

Ruang ICU isolasi RSUD Provinsi NTB kini sudah ditambah menjadi 100 tempat tidur.

”Ini antisipasi kami, baru terisi 20-30 persen, masih bisa terkendalilah,” katanya.

Di samping itu, ruang ICU isolasi juga disiapkan di RSUD Kota Mataram antara 30-40 tempat tidur.

Kemudian di beberapa rumah sakit swasta di Mataram 10 tempat tidur.

”Ini yang di Mataram saja belum yang lain,” katanya.

Sementara ruang isolasi pasien Covid-19 biasa ada di semua rumah sakit di NTB.

”Sistemnya kami buka tutup-buka tutup, pasien yang kondisi sudah bagus kita pindah ke wisma, kemudian masuk pasien yang lain,” kata pria yang akrab disapa dr Jeck ini.  

Sebagai ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Perssi) NTB dia juga akan meminta bantuan rumah sakit swasta.

Sulit Tangkal Varian Baru

Herman menambahkan, penyebaran varian delta sangat cepat dan terjadi secara nasional, sehingga sangat sulit menangkalnya.

Pemerintah tidak mungkin melarang orang datang ke NTB.

”Kita menangkalnya tidak akan bisa,” katanya.

Upaya yang dilakukan saat ini hanya mencegah agar pasien tidak terlalu parah.

Mereka yang sakit menjadi tanggungjawab penuh rumah sakit.

Bagi pasien tanpa gejala bisa isolasi mandiri.  

”Tapi yang kita jaga betul ini pasien tanpa gejala, jangan sampai terjadi gejala,” katanya.

Bagitu hasil PCR di positif varian delta, maka dilakukan penanganan secara tepadu.

Bila tanpa gejala, mereka diminta melakukan isolasi mandiri secara ketat sampai sembuh.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved