Heboh Isu Penculikan Anak di Medsos, Ternyata Santri Tak Mau Kembali ke Ponpes Setelah Libur
Warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dihebohkan dengan isu penculikan anak di media sosial Facebook.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dihebohkan dengan isu penculikan anak di media sosial Facebook.
Isu penculikan itu diposting dan cepat beredar di media sosial.
Salah satunya pemilik akun facebook Dieka Salonn.
Dia memposting gambar tangkapan layar (screenshot) pesan WhatsApp yang berisi kronologi penculikan keponakannya, seorang siswa MTs/SMP.
Dalam postingan itu, pemilik akun mengingatkan agar warga tetap hati-hati saat memberikan anaknya keluar rumah.
Terkait kasus tersebut, Satuan Reskrim Polres Lombok Tengah, Polda NTB bertindak cepat memeriksa seorang anak yang dikabarkan sebagai korban penculikan, Minggu (23/5/2021).
Dalam pemeriksaan yang dilakukan di ruang PPA Sat Reskrim Polres Lombok Tengah, anak berinisial WFH mengaku tidak pernah diculik sebagaimana kabar yang beredar di media sosial facebook.
Baca juga: HATI-HATI, Rumah Warga Lombok Tengah Terbakar saat Ditinggal ke Sawah
Baca juga: Sepekan Setelah Lebaran, Kasus Positif Covid-19 Bertambah 269 Kasus di NTB
Kapolres Lombok Tengah AKBP Esty Setyo Nugroho melalui Kasat Reskrim AKP I Putu Agus Permana mengungkapkan, beberapa hari ini media sosial facebook dihebohkan dengan kabar penculikan seorang anak.
Atas informasi tersebut, jajaran Sat Reskrim Polres Lombok Tengah melakukan penelusuran dan memintai keterangan orang tua anak tersebut.
"Anak tersebut ternyata bukan korban penculikan, dia hanya tidak mau kembali sekolah di Pondok Pesantren," ungkap Kasat Reskrim AKP I Putu Agus Permana, Minggu (23/5/2021).
Saat pemeriksaan yang langsung didampingi ibu kandungnya, WFH mengaku bahwa kabar dirinya diculik adalah kabar bohong.
"Sepertinya anak itu keenakan liburan di rumah sehingga enggan balik lagi ke Pondok Pesantren tempatnya disekolahkan oleh kedua orangtuanya," ujar AKP I Putu Agus Permana.

Karena itu, Kasat Reskrim menyarankan masyarakat lebih bijak menggunakan media sosial agar terhindar dari informasi bohong (hoaks).
Teliti terlebih dahulu jika ada postingan yang ingin dibagikan.
Jangan terlalu cepat percaya dengan informasi yang beredar di media sosial.
"Jangan sembarangan membuat postingan di media sosial. Sebab, unggahan kita itu akan dibaca oleh ribuan bahkan jutaan warga media sosial," ujarnya.
Baca juga: Maling di Lombok Barat Bobol Rumah Istri Bule Australia, Curi TV hingga Brankas
"Jangan ikut-ikutan membagikan sebuah status yang belum kita ketahui kebenarannya," pesan Kasat Reskrim didampingi Kanit PPA Aipda Pipin Setyaningrum.
Di sisi lain diharapkan peran orang tua dalam meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya guna menghindari hal tersebut.
Termasuk kenalan remaja lainnya seperti kebut-kebutan di jalan.
Maupun penyalahgunaan narkoba dan perkelahian.
Berita terkini di NTB lainnya.
(*)