Ramadhan
Kisah WNI Puasa di Jepang, Sempat Kaget Harus Puasa 16 Jam Subuh 02.30 Baru Buka Pukul 7 Malam
Kisah Novi, WNI yang kini berpuasa di Jepang, akui sempat kaget karena harus puasa 16 jam hingga pukul 7 malam
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNLOMBOK.COM - Kisah Novi, WNI yang kini berpuasa di Jepang, akui sempat kaget karena harus puasa 16 jam hingga pukul 7 malam.
Tiga tahun lebih menjalankan ibadah puasa di Jepang membuat Widya Nuvita Sari (31) atau biasa dipanggil Novi merasa kangen masakan Indonesia.
"Saya hidup sendiri di Jepang, semua serba sendiri. Di bulan puasa ini saya jadi kangen masakan Indonesia," papar Novi khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (22/4/2021).
Novi yang telah tiga tahun lebih berada di Jepang ini merasakan pula manfaat tinggal di Jepang sehingga bisa mendalami Islam lebih lanjut.
"Saya rasanya jadi bisa lebih mendalami Islam lebih lanjut di Jepang, ada waktu untuk itu, rasanya nikmat menjadi muslimah di Jepang," lanjutnya.
Baca juga: Doa Berbuka Puasa dan Bacaan Niat Puasa Ramadhan, Dilengkapi Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
Baca juga: Hukumnya Puasa Ramadhan tapi Tidak Sahur, Dapat Kurangi Pahala Puasa?
Baca juga: Makanan Ini Cocok Disantap saat Sahur, Bikin Betah Kenyang Meski Seharian Puasa
Di awal berada di Jepang tepatnya Juni 2018, Novi begitu kaget dengan suasana berpuasa di Jepang. Apalagi dia harus menjalankan puasa selama sekitar 16 jam.
"Saat itu saya kaget. Bayangkan subuh jam 02.30 pagi dan baru buka puasa jam 19.00. Kaget saya kok beda jauh sekali dengan Indonesia," ungkap Novi mengingat masa lalu.
Baca juga: Suami Istri Belum Mandi Wajib saat Imsak Tiba, Bolehkah Berpuasa? Ini Penjelasan tentang Mandi Junub
Tapi karena sudah terbiasa, Novi merasakan semakin nikmatnya berpuasa di Jepang.
Novi bekerja sebagai perawat ikut program EPA (economic partnership agreement) antara Jepang-Indonesia dan dengan kesibukannya tidak melupakan untuk tetap berpuasa..
"Tapi ya namanya orang Jepang tak tahu adanya puasa, sudah saat buka puasa pun kadang masih diajak kerja. Lalu saya jelaskan soal puasa, barulah mengerti dia dan minta maaf. Meskipun demikian bagaimana menjelaskan dalam bahasa Jepang karena saya belum mahir bahasa Jepang saat itu, tapi ya nyambung juga akhirnya," kata dia.
Bagaimana dengan makanan?
"Saya tentu akan cari makanan halal, ini yang agak sulit di Jepang. Rumah saya pun juga jauh dari toko-toko halal tersebut."
Baca juga: Sengaja Mandi di Siang Hari Bulan Puasa Ramadhan Bisa Batalkan Puasa? Simak Penjelasan Ustaz
Baca juga: Ganjaran Shalat Tarawih Selama Bulan Puasa, Malam 9 Ramadhan Dapat Pahala Seperti Ibadah Para Nabi
Baca juga: Udon Jepang Dijual Untuk Kalangan Muslim, Rencana Daftar ke LPPOM MUI
"Saya juga agak kesulitan untuk ke masjid karena sangat jarang sekali. Saat Idul Fitri paling juga ke Meguru Masjid Indonesia di dalam area Sekolah Republik Indonesia Tokyo. Tetapi jaraknya jauh sekali dari sini," ungkap Novi yang tinggal di Saitama, tetangga Tokyo.
Akibatnya untuk mendapatkan masakan halal akhirnya harus belanja sendiri dan masak sendiri di rumah setelah pulang dari tempat kerja.