Pilkada Mataram Selesai, Saksi Paslon Makmur-Ahda Mengeluh Belum Dibayar
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Mataram 2020 dimenangkan pasangan calon (Paslon) H Mohan Roliskana – TGH Mujiburrahman (HARUM).
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Lambat laun, para saksi yang direkrutnya terus menagih kepada dirinya. Bahkan mulai dicibir dan dianggap memakan sendiri uang tersebut.
Gede pun akhirnya malu dan pusing sendiri. Semua pihak yang dihubungi tidak memberi kepastian.
”Sudah pusing sekali kepala saya, nggak tahu mau berbuat apa lagi,” ujarnya.
Baca juga: Covid-19 NTB Masih Tinggi, Razia Masker Digencarkan Jelang Tahun Baru
Karena tidak tahan terus ditagih, Gede pun kini kabur ke rumah keluarga di Denpasar, Bali untuk sementara.
”Bisa stres saya. Saya nggak pernah berutang. Tiba-tiba jadi gini. Semua tiap hari ngechat saya,” keluhnya.
”Sudah nggak tahu dimana mau ditaruh muka saya. Kemarin saja saya ke sini (Bali) numpang truk gajah gotra biar gratis,” tuturnya.
Gede yang masih muda dan awam di dunia politik kini bingung sendiri.
Niatnya ingin menjadi relawan dalam Pilkada Kota Mataram berujung kekecewaan mendalam.
Ia bahkan tidak berani pulang karena takut ditagih saksi-saksi yang direkrutnya.
Baca juga: Beredar Nama-nama Tokoh FPI di NTB, Polda NTB Pastikan Itu Hoaks
”Bagaimana mau balik (ke Mataram), saya nggak ada uang buat nalangin mereka. Mereka terus ngechat saya, dia bilang nggak mau thau pokoknya harus diayar,” ujar Gede.
Terkait hal itu, calon wali kota Mataram H Lalu Makmur Said saat dikonfirmasi menjelaskan, ia sendiri belum tahu persis kasusnya.
Makmur akan menanyakan persoalan itu ke tim partai koalisi.
”Karena semua yang atur saya mereka. Kebetulan saya sepenuhnya diatur sama tim koalisi partai,” katanya.
Menurutnya, para saksi harusnya protes kepada pihak-pihak yang menjanjikan.
“Ya, protesnya kapada yang janjikan untuk bayar mereka seharusnya,” tandasnya.
(*)