Bertemu Masyarakat Sasak Lombok, BNPT Sebut Karya Seni dan Budaya Dapat Mengikis Paham Radikalisme
Kebudayaan yang lahir di Indonesia diyakini menjadi benteng perlawanan terhadap penyebaran paham-paham radikalisme
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Seni dan budaya berkontribusi besar terhadap penciptaan modal sosial, baik secara individu maupun kolektif.
Kebudayaan yang lahir di Indonesia diyakini menjadi benteng perlawanan terhadap penyebaran paham-paham radikalisme.
"Melalui kebudayaan, bangsa Indonesia dapat mengeliminasi paham radikalisme dan intoleran di tengah masyarakat," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, saat menghadiri acara Temu Pementing Pengambus se-Pulau Lombok Masyarakat Sasak, di Aula Pondok Pesantren Al- Manshuriyah Ta'limusshibyan, Lombok Tengah, Sabtu (14/11/2020).
Baca juga: Cegah Terorisme Masuk Pesantren, BNPT Gelar Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional di Lombok
Nilai-nilai luhur bangsa, kata Boy, harus diperkuat melalui penguatan nilai-nilai kearifan lokal.
Juga pelestarian warisan seni budaya, baik berupa tarian, alat musik, dan pakaian adat.
Tonton Juga :
Boy Rafli mengapresiasi pelestarian kebudayaan masyarakat Sasak Lombok yang dikembangkan melalui pementasan dan perlombaan seperti itu.
Ia berharap lomba seni seperti itu dapat dapat menumbuhkan nasionalisme masyarakat sebagai warga negara.
"Generasi muda kita harapkan tetap memiliki minat dan apresiasi terhadap budaya lokal yang tidak boleh kalah dengan budaya asing," harapnya.
Baca juga: Kunjungan ke Lombok, Kepala BNPT: Banyak Anak Muda Direkrut Kelompok Terorisme
Dengan memperkuat nilai budaya, generasi muda tidak akan kehilangan jati diri di tengah pergaulan global.
"Kami yakin dengan penampilan karya seni budaya akan menumbuhkembangkan rasa nasionalisme kita,” tandas Boy Rafli.
(*)