Sambut MotoGP Mandalika, 100 Pengrajin di Lombok Diberi Pelatihan
Sebagai kawasan super prioritas pengembangan pariwisata di Indonesia, kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika harus dirasakan manfaatnya
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan wartawan Tribunlombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT- Sebagai kawasan super prioritas pengembangan pariwisata di Indonesia, kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB).
”Supaya (masyarakat) tidak hanya jadi penonton dari kegiatan wisata yang tumbuh di daerah, tapi juga bisa jadi pelaku usaha,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan Ir Sugihardjo, Senin (9/11/2020).
Pengembangan pariwisata, kata Sugihardjo, harus bisa sebesar-besarnya bermanfaat bagi masyarakat daerah.
Mereka harus ambil bagian dari pengembangan pariwisata di KEK Mandalika, khususnya jelang event MotoGP tahun 2021.
Saat ini, BPSDM Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar pelatihan bagi ratusan wirausaha baru di lima daerah super prioritas pengembangan pariwisata Indonesia.
Lima daerah itu adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Likupang di Sulawesi Utara.
”Di lima destinasi itu, pemerintah mendorong agar wisatanya berkembang,” katanya.
Daerah wisata berkembang dilihat dari tiga aspek utama, yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas.
Amenitas atau fasilitas pendukung penting agar orang betah datang berkunjung ke Lomok.
”Bukan hanya karena ada kuliner, tapi juga ada kerajinan yang bisa dijadikan oleh-oleh para tamu,” katanya.
Akhir pekan lalu, Sabtu (7/11/2020), pelatihan digelar di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.
Mereka melatih 100 pengrajin di Pulau Lombok dengan berbagai keterampilan membuat dan mendesain produk kreatif.
Dengan pelatihan itu, diharapkan para pengrajin menghasilkan produk yang disukai pasar di era digital. ”Termasuk kita melatih bagaiama pemasarannya,” katanya.
Ia berharap setelah pelatihan, peserta dapat menerapkan ilmunya. Sehingga pelatihan itu tidak sia-sia.
Baca juga: Akses Sulit, BPBD NTB Pastikan Tidak Ada Korban Kebakaran di Desa Baturotok yang Kelaparan
Baca juga: Akses ke Desa Baturotok Sulit, Bantuan Korban Kebakaran Harus Dibongkar di Kecamatan Tetangga
Sementara itu, Ketua Dharma Wanita BPSDM Perhubungan Kemenhub RI Andajani Sugihardjo selaku ketua panitia menjelaskan, pelatihan melibatkan 100 pengrajin di kawasan Mandalika dari berbagai daerah di Pulau Lombok.
Peserta terbagi dalam 6 kelompok kerajinan.
Antara lain, kelompok wastra 1 dilatih membuat kerajinan aneka tas, topi pantai, seminar kit, home decor.
Kelompok kerajinan wastra 2 dilatih pembuatan kaos, masker, sarung pantai, dan kipas.
Kelompok kerajinan wastra 3 untuk outer atau pakaian luaran.
Kemudian kelompok kerajinan kerang dilatih pembuatan home décor, piring, dan mangkok.
Kelompok kerajinan patung kayu untuk pembuatan boneka adat NTB, dan kelompok tamarin dilatih membuat kaos, kerudung atau jilbab.
”Kita latih supaya mereka bisa membuat desain-desain produk agar lebih disukai pasar,” katanya.
Ia mencontohkan, kerajinan patung kayu khas pakaian Lombok belum banyak dibuat. Sementara di daerah lain sudah banyak dikembangkan.
”Ini menjadi peluang yang harus dimanfaatkan para pengrajin,” katanya.
(*)