Kronologi Polisi Tembak Mati Sapi Warga, Belum Ada Ganti Rugi Padahal untuk Biaya Kuliah

Seekor sapi yang sedang bunting milik Samsuddin warga Desa Kembang Ragi mati setelah ditembak oleh anggota Polsek Pasimasunggu Brigpol M.

Editor: wulanndari
Johanes Tanjung/Tribun Pekanbaru
ILUSTRASI SAPI MATI 

TRIBUNLOMBOK.COM - Seekor sapi yang sedang bunting milik Samsuddin warga Desa Kembang Ragi, Kecamatan Pasimasunggu Selayar, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan mati setelah ditembak oleh anggota Polsek Pasimasunggu Brigpol M.

Padahal sapi milik pria berumur 74 tahun itu akan dijual untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, termasuk membayar biaya kuliah anaknya.

Bagaimana kronologi dan kelengkapan dari kejadian tersebut? berikut Tribunnews sajikan fakta-faktanya.

 

Luna Maya Alami Kecelakaan Sepeda, Terluka hingga Dapat 5 Jahitan karena Lepas Tangan

6 Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan Kulit, Bisa Cegah Jerawat hingga Menyehatkan Kulit

Promo KFC Crazy Deal 9 Ayam Cukup Bayar Rp 95.455, Berlaku sampai 6 September

VIRAL Cerita Wanita Dicerai Suami karena KB Suntik 3 Bulan, Ini Penjelasan Dokter

Kronologi Kejadian

Anak Samsuddin yang bernama Syahrul membeberkan kronologi kejadian penembakan sapi miliki ayahnya itu.

Ia mengatakan pada Minggu 16 Agustus 2020 sapi bunting yang diperkirakan melahirkan pada bulan Oktober itu memasuki Asrama Polsek Pasimasunggu.

"Jadi waktu itu sapi ayah dan sapi warga masuk di Kawasan Asrama Polsek. Apalagi keadaan pagar sudah rusak."

"Saat itu anggota polisi melakukan aksi penembakan," ucap Syahrul dikutip Tribunnews dari Kompas.

Belum Mendapatkan Ganti Rugi

Mengetahui sapinya mati, Samsuddin langsung mendatangi Mapolsek Pasimasunggu.

Saat itu Samsuddin ditawari uang sebanyak Rp 3 juta.

Namun dirinya menolak karena harga sapinya mencapai Rp 10 juta.

Kemudian keduanya pulang untuk melakukan musyawarah.

Hasil musyawarah, pihak keluarga menginginkan sapi sebagai penggantinya.

"Namun sampai saat ini belum ada penggantinya."

"Harapannya semoga pihak polisi cepat bertindak karena kami juga butuh," kata Syahrul.

 

Terungkap Pembunuh Driver Ojol Wanita di Semak-semak, Suami Sendiri yang Ingin Nikah Lagi

Baru Kenal di Facebook dan Modus Traktir Makan, Anak Jalanan Perkosa Gadis di Kuburan Cina

Sapi Dijual untuk Membayar Kuliah

Syahrul melanjutkan ceritanya, rencana awal anak sapi akan dijual setelah dilahirkan.

Hasilnya akan digunakan untuk membiayai kuliahnya di UIN Makassar dan memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Syahrul mengaku saat ini ayaknya sudah tua dan tidak bisa bekerja keras lagi.

Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ibu Syahrul, Hamsina harus jualan kue di pasar.

"Tentu sangat sedih ketika mengetahui sapi yang dipelihara selama ini mati," jelasnya.

Brigpol M Dijatuhi Sanksi

Masih dikutip dari Kompas, Kapolres Selayar, AKBP Temmangnganro Machmud memberikan sanksi disiplin kepada anggotanya yang berinisial Brigpol M.

Ia diberi sanksi lantaran melakukan penembakan.

Namun, sejauh ini, polisi masih belum memberikan kepastian kapan akan mengganti sapi milik warga itu.

Pihak polsek ataupun polres sama-sama belum memberikan jawaban pasti perihal penggantian sapi.

"Saya kurang tahu soal hal tersebut," kata Temmangnganro.

 (Tribunnews.com/Endra Kurniawan) (Kompas.com/Nurwahidah)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul "Fakta-fakta Polisi Tembak Mati Sapi Bunting Milik Warga, Padahal Mau Dijual Buat Biaya Kuliah"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved