Cerita Pengakuan PSK Online di Semarang: Dari Ayam Kampus, Diajak Nikah Siri, Kini Jualan Baju
Perempuan tersebut menjajakan diri sejak masih duduk di bangku kuliah. Ia juga mengaku pernah diajak menikah siri oleh seorang pengusaha.
TRIBUNNEWS.COM -- Simak cerita dan pengakuan dari seorang PSK online di Semarang.
Perempuan tersebut menjajakan diri sejak masih duduk di bangku kuliah.
Ia juga mengaku pernah diajak menikah siri oleh seorang pengusaha.
Selama pandemi covid-19, banyak dijumpai sejumlah perempuan menawarkan diri melalui media sosial termasuk Faceboook,
Perempuan-perempuan tersebut membuat grup yang berisi para wanita memajang foto-foto dan tarif "kencan".
Nama dan foto profile di grup itu tersamarkan sehingga hanya orang tertentu yang mengenalinya.
• Kakek Nekat Cabuli Tetangga, Ngaku Tak Tahan karena Istri Sakit, Pelaku Beri Rp 20 Ribu ke Korban
Berdasar penelusuran Tim Tribunjateng.com, selain di Facebook ada juga aplikasi yang sering dimanfaatkan oleh para PSK menjajakan diri.
Mereka menawarkan diri sendiri.
Bukan "menjual" nama orang lain.
Entah ada yang mengkoordinir atau tidak, belum diselidiki.
Dalam status yang mereka pajang, ada yang blak-blakan siap dibooking dan layani seks namun sebagian disamarkan dikemas sebagai paket pijat plus.
Mereka siap dipanggil ke rumah, namun lebih banyak perempuan itu menawarkan diri siaga di kamar hotel/penginapan menunggu "pemesan" datang atau di kamar kos.
• Ayah Cabuli Anak Kandung, Diming-imingi Rp 1 Juta hingga sang Ibu Curiga Korban Tak Pernah Haid
Operasional mereka sebagian menggunakan aplikasi Michat.
Istilah yang mereka pakai untuk menarik pengguna jasa (pria hidung belang) antara lain Valid, Hanya yang Serius, Siap BO, ST saja, stay hotel, nawar nggak logis auto blok, hanya teman tak lebih, Ready, Chat di Bandungan, Hargai profesi, Need Valid, dan sebagainya.
Tribunjateng berhasil mewawancarai PSK online yang dia tekuni dari mahasiswi hingga bekerja di perusahaan swasta.